Saat ini, tengah digelar Asia-Pacific Regional (APR) Scout Leaders Summit di Sanur, Bali, dari 22 sampai 25 April 2016. Ini adalah pertemuan para pimpinan organisasi nasional kepanduan di Asia-Pasifik, termasuk tentunya dari Gerakan Pramuka. Bila kali ini, Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah APR Scout Leaders Summit sebenarnya hal yang wajar. Sebagai negara dengan organisasi nasional yang terbanyak jumlahnya di dunia, Gerakan Pramuka memang patut diperhitungkan di tingkat internasional. Jumlah keseluruhan anggota gerakan kepanduan di dunia adalah sekitar 40 juta orang, sedangkan anggota Gerakan Pramuka mencapai 22 juta orang. Sementara Boy Scouts of America (Amerika Serikat) yang berada di posisi kedua, jumlah anggotanya hanya sekitar 5-6 juta orang saja.
Di urutan ketiga adalah Boy Scouts of Philippines dari Filipina dengan jumlah sekitar 3 juta anggota. Kemudian Bharat Scouts and Guides dari India dan National Scout Organization of Thailand, yang masing-masing memiliki jumlah anggota sekitar 1 juta orang.
Pendiri Asia-Pasifik
Dalam kegiatan bakti masyarakat dan kegiatan sosial lainnya, Indonesia juga merupakan perintis pelaksanaan kegiatan internasional. Tercatat Perkemahan Wirakarya (PW) pertama tingkat Asia-Pasifik yang diadakan di Lebakharjo, Malang, Jawa Timur, pada 1978. PW adalah kegiatan perkemahan yang diisi dengan bakti sosial dan pembangunan masyarakat di sekitar tempat perkemahan itu. PW yang dimulai oleh Gerakan Pramuka akhirnya menjadi contoh bagi organisasi kepramukaan di negara lain untuk mengadakan kegiatan serupa.
Banyak tokoh yang ikut mengembangkan kegiatan bakti masyarakat di kalangan Gerakan Pramuka. Beberapa nama yang bisa disebut antara lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Azis Saleh, Liem Beng Kiat, Mashudi dan beberapa lainnya. Keempat nama yang disebut tadi juga telah mendapatkan penghargaan Bronze Wolf Award, penghargaan tertinggi di dunia kepanduan tingkat dunia yang diberikan langsung oleh World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Setelah sukses dengan tingkat Asia-Pasifik, Gerakan Pramuka kembali dipercaya menjadi tuan rumah PW tingkat dunia pertama kalinya yang diberi nama World Community Development (Comdeca) Camp. Pelaksanaannya juga diselenggarakan di wilayah Lebakharjo, Malang, pada 1993. Istilah “Comdeca” itu kemudian menjadi populer ke seluruh dunia.
Konferensi Asia-Pasifik
Masih cukup banyak kegiatan-kegiatan kepanduan tingkat Asia-Pasifik yang dilaksanakan di Indonesia. Salah satunya yang masih banyak dikenang sampai saat ini adalah Jambore Asia-Pasifik ke-6 di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, pada pertengahan 1981. Tak dapat dipungkiri, ketokohan seorang Ibu Negara, Ibu Tien Soeharto, banyak membantu kesuksesan pelaksanaan Jambore Asia-Pasifik yang sekaligus sebagai Jambore Nasional itu.
Sedangkan terkait dengan Konferensi APR, Indonesia pernah dua kali menjadi tuan rumah. Pada 1982 diadakan di Hotel Indonesia, Jakarta. Kemudian sekali lagi pada 1992, yang diadakan di Hotel Atlet Century, juga berada di Jakarta.
Di luar itu, sejumlah anggota Gerakan Pramuka aktif pula berkiprah di tingkat Asia-Pasifik. Bahkan Azis Saleh sempat menjadi Ketua Komite Kepanduan Asia-Pasifik pada 1972-1974. Sementara Kusno Utomo menjadi Wakil Ketua Komite pada 1982-1984. Ada hal yang menarik dari pengangkatan Kusno Utomo itu. Sebenarnya pada Konferensi APR di Jakarta pada 1982, Mashudi yang saat itu menjabat sebagai Ketua Kwarnas sempat ditawari menjadi Ketua Komite, namun dia menolak karena kesibukan-kesibukannya.