Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati Mengutip dari "Wikipedia": Contoh Wakil Indonesia di Kepanduan Asia-Pasifik

27 Februari 2017   18:21 Diperbarui: 27 Februari 2017   18:46 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati-hati mengutip dari Wikipedia. Ini terbukti ketika seorang teman dari luar negeri baru-baru ini mengirim gambar logo pertemuan tokoh-tokoh kepanduan Asia-Pasifik yang akan diselenggarakan di Bali, 22-25 April 2017. Pertemuan tersebut dinamakan Asia-Pacific Regional (APR) Scout Leaders Summit atau ringkasnya disebut APR Summit. Dia menanyakan apakah saya sudah melihat logo itu?

Saya menjawab cepat, sudah. Setahu saya, memang itulah logo APR Summit yang akan diadakan di Bali. Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah diadakan saat pertemuan Komite dan Subkomite Kepanduan APR (APR Scout Committee and Subcommittees) yang diadakan di Jakarta tahun lalu. Saat itu, Gerakan Pramuka terpilih sebagai tuan rumah kegiatan yang dilaksanakan di antara dua APR Scout Conference (Konferensi Kepanduan Asia-Pasifik). Pada 2015 diadakan di Korea Selatan, dan pada 2018 akan diadakan di Filipina.

APR Summit adalah pertemuan para tokoh kunci organisasi nasional kepanduan di negara-negara dalam kawasan Asia-Pasifik. Saat ini tercatat ada 26 organisasi nasional yang tercatat, dengan tambahan beberapa negara yang statusnya masih peninjau. Salah satu organisasi nasional yang statusnya masih peninjau adalah Kepanduan Timor Leste. Sebelumnya, pada 2003 ketika Kwarnas dipimpin Letjen TNI (Purn) Rivai Harahap, Gerakan Pramuka juga pernah menjadi penyelenggara APR Summit, yang diadakan di Cibubur, Jakarta Timur.

Logo "APR Summit" di Bali. (Foto: koleksi Kwarnas GP)
Logo "APR Summit" di Bali. (Foto: koleksi Kwarnas GP)
Mendapat jawaban tersebut, teman tadi bertanya lagi, siapakah perwakilan Gerakan Pramuka di Komite Kepanduan Asia-Pasifik? Dia agak bingung karena mencari informasi melalui Wikipedia, jawabannya adalah Adhyaksa Dault yang menjadi anggota Komite Kepanduan Asia-Pasifik untuk masa bakti 2015-2021.

Saya segera menjelaskan, bahwa Adhyaksa Dault yang di lingkungan Gerakan Pramuka dipanggil Kak Adhyaksa, adalah Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka untuk masa bakti 2013-2018. Tetapi beliau bukanlah wakil Indonesia dalam Komite Kepanduan Asia-Pasifik. Perwakilan Gerakan Pramuka dalam Komite Kepanduan Asia-Pasifik adalah Ahmad Rusdi. Beliau yang sebelumnya dalam keseharian merupakan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI dan kini menjadi Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kerajaan Thailand. Ahmad Rusdi terpilih dalam Konferensi Kepanduan di Korea Selatan untuk masa bakti 2015-2021 .

Informasi dari teman itu membuat  saya tergerak juga untuk membuka Wikipedia. Siapa tahu dalam edisi Bahasa Inggris salah, tetapi dalam edisi Bahasa Indonesia sudah diperbaiki. Ketika saya membukanya, yang ada dalam daftar anggota Komite Kepanduan Asia-Pasifik justru daftar yang lebih lama, dari masa bakti 2009-2012. Dalam daftar itu masih ada nama Azrul Azwar sebagai wakil dari Gerakan Pramuka. Ketika Azrul Azwar meninggal dunia pada 2014, posisinya digantikan oleh wakil dari Thailand. Kini, Gerakan Pramuka telah mempunyai kembali wakil, dengan masuknya Ahmad Rusdi.

Data
Data
Jadi tampaknya, memang kita harus hati-hati dalam mengutip sumber yang didapat dari Wikipedia. Seingat saya, itulah antara lain yang menyebabkan peneliti, yang menolak mengambil sumber dari Wikipedia. Demikian juga pengajar-pengajar di perguruan tinggi, mulai dari dosen untuk mahasiswa S-1 sampai S-3, selalu mencoret karya mahasiswa mereka bila mencantumkan sumber dari Wikipedia.

Sebagai sumber dasar, Wikipedia memang membantu memberikan “bahan mentah”. Tetapi namanya juga “bahan mentah”, dan setahu saya setiap orang asal terdaftar di Wikipedia bisa memasukkan data ke Wikipedia, maka harus dicek ulang berkali-kali. Dibandingkan dengan sumber-sumber tertulis lainnya, sehingga bisa diperoleh data yang sebenarnya.

Bisa jadi, orang yang memasukkan data ke Wikipedia tidak bermaksud menipu. Tetapi informasi yang ada padanya, bisa saja salah. Atau pun kalau pun informasi itu benar, belum diperbarui lagi. Sehingga yang termuat adalah informasi salah atau informasi “ketinggalan zaman”. Maka yang harus diperhatikan, cek dan ricek semua informasi yang diterima, agar kita juga bisa meneruskan informasi yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun