Setiap 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia (World Book Day). Sebagai seorang yang cukup maniak membaca buku, saya pun bertanya kepada 10 orang teman di Facebook, “Adakah buku yang kamu baca hari ini? Kalau ya, buku apa judulnya?”. Kesepuluh teman itu adalah mereka yang suka membaca buku. Mereka juga cukup aktif di Facebook.
Saya juga menulis pertanyaan yang sama pada akun group Pramuka Buku Hidup (Prabuhi) di Facebook. Ini adalah group para Pramuka yang menjadi relawan membacakan buku atau bacaan lainnya kepada mereka yang membutuhkan, misalnya tunanetra, warga yang buta huruf, warga yang mempunyai kesulitan membaca, dan sebagainya.
Sebagian besar di antarnya adalah pekerja dan ada juga siswa sekolah. Mungkin karena posting-an tersebut saya lakukan pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, banyak yang masih sibuk dengan pekerjaan dan studinya. Walaupun demikian, hanya dalam waktu 30 menit, saya sudah mendapatkan cukup banyak jawaban.
Ada yang mengaku, “Malu saya, saya belum baca buku hari ini….”, ada juga yang menjawab, “Hari ini? Sedang baca notulen rapat komisaris pak…. Nggak keren banget ya?”. Senada dengan itu, ada juga yang menulis, “buku Laporan Serah Terima Akhir Pekerjaan Akhir”. Namun umumnya, walaupun masih pagi, sudah mulai membaca buku.
Sebagian menjawab bahwa mereka memilih membaca yang “ringan-ringan” saja. “Lagi males baca yang serius Pak, jadi saya baca Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup, hihihi”, tutur seorang sahabat. Lainnya berkata, “Bacaan nyantai, kumpulan cerpen 50 Tahun Marga T Berkarya”. Membaca jawaban tersebut, ada teman yang mengomentari sahabat yang membaca kumpulan cerpen Marga T, “Baca ulang Amulet dari Nubia-nya Marga T. Mbak, itu bukunya kayak apa, jadi kepo…”. Sahabat lain menulis, “Cerita silat seri Bukek Siansu”. Sementara yang lain bercerita, “Sedang membaca ulang Midnight in The Garden of Good and Evil”.
Ada juga yang membaca buku Hukum Agraria-nya Prof. Boedi Harsono, yang menjadi bacaan wajib kuliahnya. Sedangkan lainnya mengaku membaca, “A Dance with the Dragons karya George R.R. Martin”.
Sementara di kalangan Pramuka Buku Hidup, jawabannya beragam. Ada yang bilang, “Antologi Puisi Lima Rukun, karya Acep Zamzam Noor, Zawawi Imron, Sapardi Joko Damono, dan kawan-kawan”. Lainnya menulis, “The Rose on the Rug” (silakan googling saja siapa pengarangnya). Ada juga menulis bahwa dia sedang membaca buku Surat Dari dan Untuk Pemimpin, lalu buku pewayangan Abimanyu.
Lalu bagaimana dengan penulis sendiri? Hari ini, kembali mengulang membaca – tepatnya meneliti ulang bagian-bagian penting – dari salah satu buku tentang Bapak Sedunia, Lord Baden-Powell, yang dianggap paling penting dan menjadi referensi buku lainnya. Buku berbahasa Inggris tersebut berjudul Baden-Powell karya Tim Jeal setebal 670 halaman ditambah 20 halaman pengantar. Totalnya menjadi 690 halaman.
Bagaimana dengan Anda, sempatkah Anda membaca buku juga hari ini? Bukan hanya hari ini, tetapi usahakan setiap hari. Sudah sering diungkapkan banyaknya manfaat membaca buku, termasuk dari segi kesehatan.
Paling tidak membaca buku adalah melatih otak, sehingga otak selalu menjalankan fungsinya dengan baik. Membaca buku juga dapat mengurangi stres. Dan yang tak kalah penting, membaca buku dapat meminimalisir kemungkinan terserang penyakit Alzheimer. Membaca buku meningkatkan daya ikat otak. Stimulasi yang dilakukan dengan rutin membaca dapat menjauhkan dari penyakit yang menyerang otak, termasuk Alzheimer. Membaca buku juga membantu seseorang meningkatkan kemampuan konsentrasinya. Dan tentu saja di luar itu, menambah pengetahuan, wawasan, dan daya pikir yang pasti mempengaruhi perilaku dan kehidupan kita sehari-hari.
Jadi tunggu apa lagi, ayo baca buku. Selamat Hari Buku Sedunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H