Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Kemarin (2): Anies Baswedan dan Mikrofon

13 November 2015   10:54 Diperbarui: 13 November 2015   18:14 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mendikbud Anies Baswedan sedang memegang mikrofon. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)"][/caption]“Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke pameran buku internasional di Frankfurt (Jerman). Di sana saya melihat ada berita tentang buku-buku Indonesia di suatu suratkabar berbahasa Jerman. Sayang saya tak bisa berbahasa Jerman. Tetapi seorang teman kemudian membantu, dengan smart phone miliknya berita berbahasa Jerman itu di-scan dan segera dapat saya baca, karena telah berubah menggunakan bahasa internasional yang saya mengerti”.

“Itu baru contoh kecil. Bayangkan tentang mikrofon ini. Sekarang Anda mendengar saya berbicara di mikrofon ini, bahasa yang saya gunakan, sama dengan yang Anda dengar. Tapi mungkin tak lama lagi, tinggal memencet salah satu tombol di mikrofon, maka walaupun saya berbicara dengan Bahasa Indonesia, orang yang tak paham bahasa kita tetap bisa paham, karena suara yang keluar sudah dalam bahasa yang dipahami orang itu”.

Dua pernyataan ini – walaupun mungkin tak sama persis kata-katanya – ke luar dari mulut seorang Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ketika memberi sambutan pada penyerahan penghargaan untuk para pemenang lomba penulisan cerita rakyat, serta pemenang lomba esai dan komik budaya damai, di Jakarta, 11 November 2015.

Melalui kata-katanya, Anies mengajak agar kita terus mengembangkan imajinasi kita. Seperti contoh mikrofon yang bisa langsung mengeluarkan kata-kata sesuai dengan bahasa yang dimengerti pendengarnya. Imajinasi juga penting untuk menghasilkan penulisan-penulisan cerita rakyat, esai, maupun membuat komik yang menarik.

Anies Baswedan mengajak kaum muda yang merupakan para pemenang lomba maupun undangan yang umumnya juga dihadiri oleh kaum muda para pelajar dan mahasiswa, untuk tetap mengembangkan imajinasi mereka. Sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang menarik.

Dia juga mengajak undangan yang hadir untuk tidak ragu mempublikasikan karya-karya mereka. Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga antara lain dengan menggunakan jaringan internet, mempublikasikan karya sampai dapat dilihat dan dibaca oleh orang-orang di mancanegara. Jangan takut bila menulis dengan Bahasa Indonesia, karena dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat segera diterjemahkan dengan bantuan beragam piranti lunak.

Yang penting, seperti kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, jangan takut untuk mengembangkan imajinasi. Bahkan beragam gadget pun awalnya lahir dari imajinasi para penciptanya. Dari imajinasi banyak lahir karya-karya inovatif yang diminati masyarakat luas. Ayo berimajinasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun