Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

B-P dan HB IX

23 Februari 2016   13:36 Diperbarui: 23 Februari 2016   14:31 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pengurus Pusat Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (Hipprada) memperingati Hari Baden-Powell (B-P) atau dikenal juga dengan Founder's Day di Jakarta Selatan, 21 Februari 2016. Di latar belakang tampak spanduk dengan gambar wajah B-P dan istrinya, Olave St. Clair Soames, dan juga wajah Sri Sultan Hamengku Buwono IX (HB IX), yang merupakan Bapak Pramuka Indonesia. Foto wajah Ketua Umum Hipprada juga ada, sebagai penyelenggara acara itu. (Foto: BDHS)"]

[/caption]B-P yang dimaksud di sini bukanlah Bepe alias Bambang Pamungkas, salah satu pesepakbola terkenal dari Indonesia. B-P adalah singkatan nama dari Baden-Powell, lengkapnya Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, pendiri gerakan kepanduan yang kemudian dijuluki Bapak Pandu Sedunia atau sering juga disebut Chief Scouts of the World.

Sedangkan HB IX tentunya merujuk pada nama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, negarawan yang juga dijuluki Bapak Pramuka Indonesia. Atas jasa-jasa Sri Sultan kepada Gerakan Pramuka dan kepanduan nasional Indonesia umumnya, maka pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Dili, Timor Timur, tahun 1988, mengeluarkan Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, yang isinya mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

B-P baru saja diperingati di seluruh dunia pada ulang tahunnya, 22 Februari. Dia dilahirkan di London, Inggris, pada 22 Februari 1857, dan kini tanggal ulang tahunnya diperingati sebagai Hari B-P atau disebut juga Founder’s Day di kalangan Pandu putra, serta Thinking Day di kalangan Pandu putri.

Namun justru di saat sedang diperingati Hari B-P, ada seorang Pelatih Pembina Pramuka seolah “mempertentangkan” B-P dan HB IX. Dia mengunggah status di akun Facebooknya, “Apakah ini sebuah pendidikan karakter anak pramuka dengan membangga-banggakan tohoh lain sampai dibela-belain dengan hajatan Akbar tiap tahun yg di komandoi dari tingkat pusat sampai Gugus Depan sementara tokoh kita sendiri dilupakan dan diabaikan. Semoga tahun depan berubah pola pikirnya” (kutipan sesuai asli).

Tentu ini membahas soal B-P dan HB IX. Memang dibandingkan B-P, keberadaan HB IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia belum begitu dikenal. Pun di kalangan anggota Gerakan Pramuka sendiri. Tetapi sebenarnya cukup banyak yang telah memperingati hari kelahiran Bapak Pramuka Indonesia itu.

HB IX dilahirkan di Yogyakarta pada 12 April 1912. Sejak muda beliau telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang 1960, beliau telah memegang gelar Pandu Agung. Ketika berpuluh-puluh organisasi kepanduan di Indonesia disatukan dalam satu wadah yang diberi nama Gerakan Pramuka pada 1961, HB IX merupakan salah satu tokoh penting yang berperan penting di dalamnya.

Sri Sultan juga sampai empat periode menjadi Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, mulai dari masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Keberhasilan Sri Sultan membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award, penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), organisasi gerakan pendidikan kepanduan tingkat dunia di mana Gerakan Pramuka menjadi anggotanya.

Sejak 2012, ketika peringatan 100 Tahun HB IX, cukup banyak kegiatan kepramukaan diadakan. Baik di tingkat nasional, daerah, cabang, bahkan di Gudep-gudep. Sekarang pun masih dilaksanakan. Jadi agak mengherankan bila seorang anggota Gerakan Pramuka sekaliber Pelatih Pembina Pramuka yang sering menjadi pelatih pada kursus-kursus kepramukaan di berbagai daerah di Indonesia sampai tidak tahu.

Mungkin maksud status yang diunggah adalah agar Pramuka juga jangan lupa memperingati HUT HB IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Tetapi kesan yang timbul dari statusnya itu terkesan “merendahkan” peran B-P, bahkan bisa dianggap mempertentangkan B-P dan HB IX. Padahal, keduanya sama berjasa dan saya yakin HB IX juga menghargai jasa B-P yang menginovasi gerakan pendidikan kepanduan sampai akhirnya meluas ke Indonesia.

Bila ingin mengajak memperingati HUT HB IX sebenarnya cukup dengan kalimat, “Setelah beramai-ramai memperingati Hari B-P, ayo jangan lupa, kita peringati juga HUT Bapak Pramuka Indonesia pada 12 April 1912 mendatang”. Tidak perlu dipertentangkan antara B-P dan HB IX, apalagi dalam komentar berikutnya sang Pelatih Pembina Pramuka menyebutkan “B-P adalah tokoh lain”, seolah-olah orang asing yang tak dikenal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun