[caption caption="Penulis menyerahkan kenang-kenangan boneka beruang (teddy bear) berkostum Pandu kepada Luhur Sanjaya. (Foto koleksi pribadi)"][/caption]
Ini memang perjalanan Pramuka ke Bali. Tidak salah, karena memang kisahnya merupakan perjalanan seorang Pramuka yang berlibur ke Bali. Namun, tentu saja ini bukan perjalanan "dinas" atau tugas dari organisasi Gerakan Pramuka. Hanya perjalanan pribadi berlibur bersama istri selama tiga hari - 14 sampai dengan 16 Februari 2016 - ke Bali, dan menyempatkan diri bertemu dengan sejumlah sahabat Pramuka di "Pulau Dewata" itu.
[caption caption=""Wefie" dengan adik-adik Pramuka dari Bali. (Foto koleksi Dode Anom)"]
Di kawasan Kuta, tempat kami menginap 14-15 Februari 2016, kami bertemu sejumlah adik Pramuka dipimpin Adik Dode Anom. Mereka mengajukan banyak pertanyaan seputar Pramuka. Mulai dari penggunaan tanda atau lambang World Organization of the Scout Movement - organisasi kepanduan sedunia di mana Gerakan Pramuka dari Indonesia menjadi salah satu anggotanya - sampai penggunaan setangan leher atau sering juga disebut kacu dan hasduk Pramuka.
[caption caption="Foto bersama dengan dua adik Pramuka Bali di kawasan Kuta. (Foto koleksi Dode Anom)."]
Ada yang mengatakan setangan leher tidak boleh menyentuh tanah atau lantai. Alasannya, karena itu lambang Merah Putih. Memang, setangan leher Pramuka berwarna merah dan putih. Namun sesungguhnya, setangan leher Pramuka bukanlah bendera kebangsaan kita. Bentuknya saja berbeda. Setangan leher berbentuk segi tiga, dan bendera Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2 (lebar) berbanding 3 (panjang).
Warna merah dan putih pada setangan leher Pramuka dengan bendera juga berbeda. Kalau pada setangan leher Pramuka, lebih banyak warna putihnya, sedangkan warna merah hanya di bagian pinggirnya saja. Sedangkan pada bendera Merah Putih, warna merah dan warna putih sama luas ukurannya.
Setangan leher juga mempunyai banyak kegunaan. Misalnya, untuk membebat atau menutupi dan membersihkan luka saat pertolongan pertama pada kecelakaan, mengikat atau membungkus sesuatu bila diperlukan dan tak ada wadah lainnya, dan kegunaan lain. Sebagai Pramuka, setiap anggota sebaiknya mampu memanfaatkan apa yang ada pada dirinya dalam keadaan darurat. Tentu saja hal itu tidak dapat dilakukan pada bendera Merah Putih yang harus kita hormati sepanjang masa.
[caption caption="Penulis bertemu sahabat dari Bali, Kak Sonny Prima Sanjaya. (Foto koleksi BDHS)"]
Sehari kemudian di kawasan Ubud, kami bertemu pula dengan Kak Sonny Prima Sanjaya beserta keluarga. Kak Sonny adalah Pelatih Pembina Pramuka dari Kwartir Cabang Denpasar. Saya sempat menyerahkan kenang-kenangan berupa boneka beruang dengan pakaian Pandu kepada Luhur Sanjaya, anak Kak Sonny. Pada boneka itu ada pin yang terkait Jambore Kepanduan Sedunia 2023 di Korea Selatan.
Negeri itu melalui Korea Scout Association memang sedang berkampanye untuk menjadi tuan rumah Jambore Kepanduan Sedunia 2023. Selain Korea Selatan, Polandia pun mengutarakan keinginan sama. Jadi ada dua negara yang berkampanye dan penentuannya akan dilakukan pada Konferensi Kepanduan Sedunia 2017 di Azerbaijan.