Gerakan pendidikan kepanduan atau kepramukaan yang di Indonesia saat ini dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka mempunyai tujuan mulia. Hal tersebut dituliskan secara jelas di dalam Undang-Undang (UU) No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.Â
Pada Pasal 4 UU tersebut diuraikan bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,  bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik  Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan  lingkungan hidup.
Dari uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa Gerakan Pramuka mendidik anggotanya untuk takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama dan kepercayaan masing-masing, berusaha menjadi manusia yang cakap dan berguna, dan memiliki kepedulian terhadap sesama, bangsa, dan negara. Semuanya diupayakan melalui berbagai kegiatan yang mengandung unsur pendidikan, sejak usia dini, yaitu mulai Pramuka Siaga (7-10 tahun).
Hal itu juga tercermin dalam Kode Kehormatan Pramuka, yaitu Dwi Satya dan Dwi Darma untuk Pramuka Siaga, serta Tri Satya dan Dasa Darma untuk golongan Pramuka lainnya. Di dalam kode kehormatan itu juga tercermin secara jelas betapa seorang Pramuka harus memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri dan sekaligus terhadap orang lain.
Dalam Dwi Satya disebutkan antara lain seorang Pramuka Siaga harus berusaha "setiap hari berbuat kebaikan". Sedangkan di dalam Tri Satya Pramuka Penggalang (11-15 tahun), disebutkan "mempersiapkan diri membangun masyarakat". Adapun untuk Tri Satya golongan Pramuka lainnya, bukan lagi mempersiapkan diri, tetapi sudah "ikut serta membangun masyarakat".
Kepedulian terhadap sesama sebenarnya telah dididik oleh Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, ketika pertama kali dia menggagas gerakan kepanduan atau kepramukaan itu pada 1907. Itulah sebabnya pula, gerakan kepanduan sedunia yang dikenal dengan nama World Organization of the Scout Movement (WOSM), saat ini mempunyai slogan "Scouts, creating a better world". Bila diterjemahkan kurang lebih berarti, "para Pramuka, berusaha menciptakan atau mewujdukan dunia yang lebih baik."
Krisis Ekonomi
Tak heran juga, bahwa Gerakan Pramuka pun selalu aktif dengan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat untuk menunjukkan kepedulian para anggotanya. Sejak 1968 misalnya, Gerakan Pramuka telah melaksanakan Perkemahan Wirakarya (PW) tingkat Nasional. Di dalam PW itu, para Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun), dibimbing para Pembina Pramuka, melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat.
Di dalam pelaksanaan PW, Gerakan Pramuka juga melibatkan masyarakat setempat untuk membangun dan memperbaiki kondisi di lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan PW. Melalui cara ini, para Pramuka juga dididik untuk mampu bekerja sama dengan masyarakat luas, untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik di tempat tersebut.
PW tingkat Nasional itu kemudian berkembang dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Terkini adalah PW Nasional 2021 yang dilaksanakan di Jambi pada 3 sampai 10 Desember 2021. Sebelum pelaksanaan acara di Jambi itu, telah dilaksanakan kegiatan pra PW Nasional dan sesudahnya, dilaksanakan kegiatan pasca PW Nasional. Â Hal ini sesuai dengan rencana awal, yaitu menjadikan PW Nasional 2021 sebagai PW yang berkelanjutan, tidak selesai setelah PW Nasional itu ditutup. Masih ada sejumlah bakti, misalnya bedah rumah penduduk dan perbaikan masjid, yang masih harus diselesaikan. Ditambah lagi upaya untuk menjadikan sejumlah lokasi kegiatan PW Nasional itu sebagai Kampung Pramuka.