Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ibunda Tercinta", Kado Puisi untuk Putri Suastini

27 Januari 2021   21:00 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:01 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul muka kumpulan puisi "ibunda Tercinta"/Foto: Percetakan bali dan Dermaga seni Buleleng

Bertepatan dengan ulang tahun ke-55 Ni Putu Putri Suastini, istri Gubernur Bali I Wayan Koster, sejumlah sastrawan memberikan hadiah berbentuk buku kumpulan puisi bertajuk Ibunda Tercinta. Digagas oleh Gde Artawan, Dewa Putu Sahadewa, dan Wayan Jengki Sunarta, buku dengan ISBN 978-602-5529-44-3 yang diterbitkan PT Percetakan Bali dan Dermaga Seni Buleleng itu, menghimpun 64 puisi karya 38 penyair.

Walau pun umumnya yang menampilkan karya adalah para penyair Bali, namun tak kurang juga penyair dari berbagai daerah lain yang ikut mengirimkan puisinya. Dua sastrawan ternama, Putu Wijaya dan Umbu Landu Paranggi, ikut pula memasukkan karyanya. Putu Wijaya menampilkan puisi berjudul Triwikrama dan Suara Seorang Ibu, sedangkan Umbu Landu Paranggi menulis puisi Ibunda Tercinta yang menjadi judul kumpulan puisi ini dan Melodia.

Para penyair lain yang ikut menulis puisi adalah Aryadimas Ngurah Hendratno, April Artison, Berthold Sinaulan, Dewa Putu Sahadewa, Dhenok Kristianti, DG Kumarsana, Fanny J. Poyk, Frans Nadjira, Gde Artawan, Gm Sukawidana, Hartanto, IDK Raka Kusuma, Ida Ayu Wayan Sugiantari, Jose Rizal Manua, Ketut Syahruwardi Abbas, Lilik Mulyadi, Made Edy Arudi, Mas Ruscitadewi, Mezra E.Pellondou, Mira MM Astra,  Ni Wayan Adnyani, Ni Wayan Sukma Adnyaningsih, Ni Wayan Idayati, Nia Samsihono, Noorca M. Massardi, Nyoman Sukaya Sukawati, Ons Untoro, Putu Fajar Arcana, Putu Satria Kusuma, Rini Intama, Wini Arthini, Winar Ramelan, Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta, Yoseph Yapi Taum, dan Zulfaisal Putera. Sementara sampul bukunya menggunakan lukisan berjudul Saraswati Dewi karya Ni Luh Gde Vony Dewi Sri Partani, dan ilustrasi isi menggunakan karya-karya Rayni M. Massardi.

Pada peluncuran kumpulan puisi yang dilakukan di Denpasar, Rabu (27 Januari 2020) itu hadir pula Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan putrinya, serta ibunda dari Putri Suastini. Ikut pula memeriahkan acara aksi panggung gitaris terkenal asal Bali, Balawan. Sementara undangan selain dari kalangan penyair, juga hadir para pengurus PKK Bali, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali, komunitas Bunda Lovers, dan sejumlah pihak lainnya.

Sampul muka kumpulan puisi "ibunda Tercinta"/Foto: Percetakan bali dan Dermaga seni Buleleng
Sampul muka kumpulan puisi "ibunda Tercinta"/Foto: Percetakan bali dan Dermaga seni Buleleng
Dalam sambutannya ketika menerima buku tersebut, Putri Suastini mengatakan kegembiraannya. Dia juga menjelaskan bahwa di Bali bukan hanya dikembangkan kesenian tradisional, tetapi juga kesenian non-tradisional seperti penulisan dan pembacaan puisi modern.

Dalam acara yang selain tatap muka langsung di Bali dengan protokol kesehatan yang ketat dan tamu undangan harus melewati test kesehatan rapid antigen serta tetap menggunakan masker, juga digelar melalui virtual. Para penyair dari daerah lain di Indonesia yang tidak dapat hadir di Bali, dapat pula mengikutinya dengan baik, bahkan ikut membacakan puisi dari rumah masing-masing.

Bagi kalangan pegiat kesenian di Bali, Putri Suastini memang bukan nama asing lagi. Sejak remaja, seperti diungkapkan para penggagas kumpulan puisi tersebut, dia telah aktif dalam berbagai kegiatan seni sastra dan teater. Pernah bergabung dalam Teater Angin, Sanggar Macan Tutul, Teater Mini Badung,  dan Sanggar Putih, Putri Suastini juga dikenal sebagai pembaca puisi mumpuni dengan karakter kuat, serta sering menjuarai lomba baca puisi. Selain itu, dia juga menerbitkan kumpulan puisinya dalam bentuk buku trilogi. Masing-masing berjudul  Bunga Merah (terbit pada 2017), Rumah Merah (2018), dan Merah Putih (2020). Melengkapi semua itu, kumpulan puisi Ibunda Tercinta ini menjadi kado berharga bagi seorang Putri Suastini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun