Berbagai cerita rakyat yang ada di Indonesia sesungguhnya bukan sekadar dongeng atau cerita yang dibaca dan didengarkan sebagai hiburan bagi anak-anak di kala senggang saja. Cerita-cerita rakyat yang ada mengandung pesan moral yang berguna. Tak heran bila di lingkungan Gerakan Pramuka, khususnya dalam pembinaan peserta didik Pramuka Siaga (7-10 tahun), cerita rakyat dimanfaatdkan para Pembina Pramuka Siaga untuk memasukkan pesan moral kepada para peserta didik mereka.
Seperti diketahui, Gerakan Pramuka yang merupakan Gerakan Pendidikan Kepanduan Praja Muda Karana  merupakan organisasi pendidikan nonformal yang menitikberatkan pada pendidikan karakter bagi para anggotanya. Cerita-cerita rakyat yang mengandung pesan moral tentu sangat baik digunakan dalam pendidikan kepramukaan. Melalui cerita rakyat, para peserta didik Pramuka khususnya Pramuka Siaga, diajar untuk memahami dan mengamalkan kode kehormatan Pramuka mereka.
Untuk Pramuka Siaga, kode kehormatan yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Dwi Satya dan Dwi Darma Pramuka. Dwi Satya lengkapnya berbunyi:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga;
- Setiap hari berbuat kebaikan.
Sedangkan Dwi Darma Pramuka lengkapnya berbunyi:
- Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya;
- Siaga berani dan tidak putus asa.
Mendidik dan mengajarkan kode kehormatan itu akan lebih mudah bila dilakukan dengan contoh dari cerita rakyat. Pembina Pramuka Siaga bercerita atau beberapa Pramuka Siaga bermain peran sesuai cerita rakyat yang ada, dan tanpa sadar pesan moral yang ada telah masuk ke dlaam jiwa para Pramuka Siaga itu.
Meniru yang Baik