Mulai hari ini, Jumat 3 April 2020 sampai Minggu 5 April 2020, puluhan juta Pramuka/Pandu dari 171 negara dan teritori di dunia, siap mengikuti jambore. Mereka tidak berkumpul dan berkemah di arena bumi perkemahan sebagaimana biasanya, tetapi berjambore dari rumah saja. Sejalan dengan imbauan gerakan kepanduan sedunia, World Organization of the Scouts Movement (WOSM), untuk tetap di rumah selama masa wabah virus COVID-19 saat ini.
Puluhan juta Pramuka/Pandu, mulai dari golongan Siaga (di Indonesia berusia 7-10 tahun) sampai orang dewasa, Para Pembina Pramuka (di atas 25 tahun), akan bergabung dalam jambore yang disebut Jamboree On The Internet (JOTI).
Ini bukan kali pertama JOTI diadakan, tetapi kali ini disebut special edition atau edisi khusus, karena biasanya JOTI diadakan setiap minggu ketiga bulan Oktober. Kali ini, untuk memberi kegiatan bagi para Pramuka/Pandu karena harus tetap berdiam di rumah dan untuk sementara tidak bisa berkegiatan di luar rumah dan berkumpul secara fisik dengan teman-temannya, maka WOSM menyelenggarakan JOTI edisi khusus.
Caranya cukup mudah, cukup bergabung di situs web resmi WOSM www.scout.org. Lalu bila sudah mendaftar, langsung login dan menuju ke jotajoti.info yang dapat di-klik dari situs web resmi WOSM. Setelah itu, ikuti petunjuk di situ untuk cara pendaftarannya.
"Our impact never stops," demikian ajakan WOSM untuk memperjelas bahwa gerakan kepanduan di seluruh dunia tetap berusaha menciptakan dunia yang lebih baik, dengan memberikan pendidikan bagi anak dan remaja agar mereka memiliki karakter yang baik dan keterampilan hidup yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Melalui jambore digital yang diharapkan menjadi yang terbesar dan terbanyak diikuti para Pramuka/Pandu, tak kurang dari 50 juta anggota WOSM -- termasuk 25 juta anggota Gerakan Pramuka -- berkesempatan tetap menjalin persaudaraan dengan teman-teman di seluruh dunia.
Di samping itu, melalui percakapan, video, dan foto-foto yang ditayangkan selama JOTI edisi khusus kali ini, para Pramuka/Pandu dapat belajar banyak sekali keterampilan baru, membagi pengalaman masing-masing, termasuk pengalaman dan aktivitas di negara masing-masing dalam membantu mengatasi wabah COVID-19.
Berbagai Aksi
Ada pula sekelompok Pramuka yang mencoba memproduksi sendiri cairan pembersih tangan sesuai arahan dari DInas Kesehatan setempat. Cairan kebersihan itu kemudian dimasukkan dalam botol-botol kecil dan dibagian kepada para petugas kemasyarakatan, seperti petugas kebersihan kota, pemadam kebakaran, dan lainnya, yang masih harus bekerja di instansinya, karena bertugas melayani publik.
Ada juga yang membuat Sampul Peringatan (SP) resmi terbitan PT Pos Indonesia. Hanya dicetak 150 lembar, untuk dibagi ke sejumlah tokoh Pramuka/Pandu di seluruh dunia, serta untuk diberikan agar dapat disimpan di museum-museum di sejumlah negara. Baik museum pos atau museum filateli maupun museum Pramuka/Pandu yang tersebar di banyak negara.