Akhir pekan, biasanya diisi dengan hal-hal ringan. Termasuk pula di grup Whatsapp (WAG), yang komentarnya ringan-ringan saja. Tetapi biar pun ringan, terkadang ada juga yang menjadi bahan pelajaran. Kali ini pelajaran dari gambar Baden-Powell terbalik yang dipasang di sebuah spanduk dalam suatu acara kepramukaan.
Sudah banyak yang tahu, Baden-Powell atau lengkapnya Robert Stephenson Smyth Baden-Powell yang kelak diberi gelar Sir dan kemudian Lord, dikenal sebagai Bapak Pandu atau Bapak Pramuka Sedunia. Dilahirkan di London, Inggris, pada 22 Februari 1857, Baden-Powell meninggal dunia di Nyeri, Kenya, pada 8 Januari 1941.
Sebagai penggagas berdirinya gerakan kepanduan dan diberi gelar Bapak Pandu Sedunia, namanya tentu tetap dikenang oleh para Pandu -- yang di Indonesia sekarang disebut Pramuka -- di seluruh dunia. Tak heran bila gambar wajahnya sering ditampilkan pada poster, selebaran, dan spanduk dalam berbagai kegiatan kepanduan.
Lukisan Baden-Powell dibuatnya pada 1929. Selain itu, David Jagger juga tercatat pernah melukis Ratu Mary sebanyak dua kali pada 1930 dan 1932, Raja George VI pada 1937, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada 1939, Vivien Leigh pada 1941, dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh pada 1958.
David Jagger yang lahir pada 1891 dan meninggal dunia pada 1958, melukis wajah Baden-Powell dan kemudian lukisan itu diserahkannya kepada Baden-Powell sewaktu berlangsungnya Jambore Kepanduan Sedunia ke-3 di Inggris pada 1929. Lukisan yang banyak direproduksi ulang itu, aslinya kini disimpan di Baden-Powell House di London, Inggris.
Lukisan itu memang begitu fenomenal, sampai banyak yang senang mereproduksinya. Di hampir semua gedung Kwartir Pandu atau Pramuka, reproduksi lukisan karya David Jagger itu dengan mudah terlihat.
Justru karena sering terlihat itu, orang -- apalagi kalangan Pandu atau Pramuka -- jadi mudah mengingatnya. Maka bila ada yang salah meng-copy paste dengan mudah diketahui. Seperti ketika gambar Baden-Powell itu dipasang di sebuah spanduk dalam salah satu acara kepramukaan. Langsung saja dikomentari, "Kok, tanda-tanda penghargaan (yang biasa dipasang di dada kiri) Baden-Powell sekarang dipasang di dada kanan?". Pertanyaan ini wajar, karena penggunaan seragam -- termasuk seragam Pandu atau Pramuka -- ada aturannya tentang penempatan tanda-tanda yang dipasang pada seragam tersebut.
Akibatnya, sang penata letak langsung mengubah posisi (flip) gambar Baden-Powell tanpa melihat keseluruhan lukisan itu. Seorang teman mengomentari, "Sebaiknya, seragamnya dibuat samar-samar saja, yang penting kelihatan wajah Baden-Powell. Jadi ketika di-flip tidak terlihat salah penempatan tanda-tanda dalam seragam itu".
Sebenarnya, kesalahan flip foto semacam ini cukup sering terjadi. Orang dengan mudah melakukan flip foto, tanpa melihat bahwa sebenarnya ada perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri dari sebuah foto.