Akhir-akhir ini ramai dibincangkan di media sosial mengenai  kehadiran turis-turis "kere" alias wisatawan mancanegara yang datang  dengan modal uang seadanya ke Indonesia dan mencoba mencari bantuan di  sini. Foto-foto mereka juga tersebar di berbagai akun media sosial.
Ada  yang langsung meminta-minta dengan duduk di pinggir jalan dan  menengadahkan tangan mengharap belas kasihan dari orang lewat, ada yang  menggunakan karton bertulisan Bahasa Indonesia yang intinya minta  bantuan, ada lagi yang mencoba mengamen dengan kemampuan seadanya di  pinggir jalan.
Ternyata -- bisa jadi karena bangsa kita  terkenal keramahannya -- banyak yang memberi bantuan. Bukan hanya  masyarakat biasa, tetapi juga aparat pemerintahan, meski pun dari saku  pribadi, mengumpulkan uang sesama petugas untuk menyumbang kepada  mereka.
Mengenai hal ini, ada dua hal yang dibincangkan.  Pertama, memang karena kita terkenal sebagai bangsa ramah yang tak segan  menolong orang lain. Kedua, masih ada rasa "inferior" (rendah diri)  apalagi menghadapi turis bule (berkulit putih), jadi begitu diminta  bantuan langsung diberi.
Netizen membandingkan dengan di luar negeri, bukan hanya orang dari negara itu tetapi turis yang datang dan ketahuan meminta-minta sumbangan, langsung ditangkap dan dideportasi ke negara asal mereka. Tidak ada ampun lagi dan bisa dikenakan cekal untuk datang lagi ke negara tersebut.
Ada lagi yang membandingkan dengan keharusan warga negara Indonesia yang mau ke luar negeri di sejumlah negara yang mewajibkan visa masuk ke negara itu. Biasanya untuk mengurus visa perlu biaya dan disyaratkan mempunyai cukup tabungan. Intinya agar tidak jadi "gelandangan" saat menjadi turis di suatu negara.
Kehadiran turis-turis "kere" ini bisa jadi karena makin banyaknya negara yang dibebaskan visa bagi warganya untuk masuk ke Indonesia. Dari laman resmi Direktorat Jenderal Imigrasi RI, saat ini tercatat ada 169 negara yang warganya dibebaskan dari visa masuk ke Indonesia (baca lengkapnya di sini).
Disebutkan dalam laman tersebut antara lain, "Fasilitas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih dalam peningkatan perekonomian pada umumnya dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara". Memang terbukti, sejak banyaknya negara yang dibebaskan visa masuk bagi warganya ke Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat datang ke Indonesia.Â
Persoalannya, apakah yang diingkan adalah turis "kere" yang alih-alih membelanjakan uang dan meningkatkan devisa negara kita, malah justru menggerogoti kekayaan bangsa kita dengan meminta sumbangan di mana-mana?