Sebagian orang bilang 14 Februari adalah Hari Kasih Sayang atau lebih populer dengan istilah dalam Bahasa Inggris, Valentine's Day. Ada yang tidak setuju, ada yang biasa saja, ada juga yang memanfaatkan tema peringatan itu untuk semakin menyebarkan pesan damai dan kasih sayang ke seluruh umat manusia, tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan apa pun.
Teringat Hari Kasih Sayang itu, teringat pula saya pada sejumlah lukisan yang saya kerjakan dalam kurun 2015 sampai 2017, dan bahkan ada yang baru di-finishing touch pada Januari 2018. Sentuhan akhir yang saya maksud adalah menambah pelapis dengan clear paint, agar warna lukisan tak gampang pudar.
Sebenarnya di toko alat-alat lukis dijual pelapis cat yang khusus, namun harganya cukup mahal. Mengingat saya bukan pelukis profesional dan hanya sekadar hobi saja, maka cukup menggunakan cat semprot warna bening (clear) yang dapat dengan mudah dibeli di toko peralatan bangunan. Setelah dilapis, sentuhan terakhirnya adalah memasangnya pada pigura-pigura yang sesuai.
Kebetulan Januari 2018, saya diajak istri ke IKEA, pusat belanja furnitur dan perabot rumah tangga asal Swedia yang terletak di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan. Di sana, saya menemukan pigura-pigura kayu yang sedang dijual dengan potongan harga. Saya langsung memilih beberapa pigura berukuran 30 x 40 sentimeter, untuk lukisan-lukisan saya.
Entah mengapa, pada akhir 2017, saya tertarik untuk memanfaatkannya lagi. Maka jadilah daur ulang kanvas, dan hasilnya sejumlah lukisan pada kanvas berukuran 30 x 40 cm tersebut. Selain keempat lukisan itu, masih ada beberapa lukisan lainnya yang juga saya kerjakan dari daur ulang kanvas. Ada yang berukuran 30 x 40 cm, ada juga yang berukuran 40 x 40 cm.
Lukisan ini hasil daur ulang dari lukisan cap tangan dan cap kaki karya saya yang telah teronggok cukup lama di loteng rumah. Maka lahirlah lukisan yang terinspirasi dari julukan yang pernah diberikan kepada Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell yaitu impeesa.Â
Sering disebut the wolf that never sleeps (serigala yang tak pernah tidur), walaupun ada juga yang menyebutkan bahwa julukan wolf (serigala) itu kurang tepat, karena di kawasan Afrika tempat Baden-Powell mendapat julukan itu bukan habitat serigala, melainkan habitat hyena yang memang dari jauh mirip serigala juga. Lewat lukisan itu, para Pandu/Pramuka diajak untuk menyayangi binatang sebagai sesama mahluk hidup dan bagian dari ekosistem yang ada.
Memang bila diamati secara detail, warna merah muda tidak begitu kontras, karena sudah dicampur dengan warna lainnya. Namun secara keseluruhan kedua lukisan itu menggambarkan suasana hati yang mencinta. Latar belakang binatang di belakang yang menyerupai anjing, sungguh cocok pula untuk menyambut Tahun Baru Tionghoa, Imlek, yang tahun ini astrologinya merupakan the Year of Dog (Tahun Anjing).