Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Tulisan Tema Pandu Terbanyak Pembacanya di "Kompasiana" pada 2017

2 Januari 2018   22:29 Diperbarui: 2 Januari 2018   22:31 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, dalam karya David Jagger yang dilukis pada 1929. (Foto: World Organization of the Scout Movement)

Gara-gara menulis "Lima Tulisan Pramuka Terbaik di Kompasiana pada 2017" (baca lengkapnya di: Lima Tulisan Pramuka Terbaik),  seorang teman sesama Pembina Pramuka mengomentari, "Bukankah masih ada lagi? Itu tulisan kakak tentang Baden-Powell yang dikucilkan di Indonesia".

Komentarnya itu membuat saya melacak kembali tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Ternyata memang ada, dan saya pun telah mencantumkan salah satunya tagar "Pramuka". Namun ketika saya menggunakan kata kunci "Pramuka" di kolom "cari artikel di sini", judul tulisan tersebut tidak muncul.

Barulah ketika saya mencantumkan kata kunci "Pandu" pada kolom "cari artikel di sini", muncul beberapa judul yang dibaca cukup banyak orang. Akhirnya daripada membingungkan, saya memilih menulis satu tulisan lagi. Kali ini judulnya "Lima Tulisan Pandu Terbanyak Pembacanya di Kompasiana pada 2017". Berbeda dengan tulisan tema Pramuka yang lebih menyinggung mengenai kegiatan dan permasalahan Gerakan Pramuka, organisasi gerakan pendidikan kepanduan di Indonesia saat ini, maka pada tulisan tema Pandu lebih banyak muncul mengenai aktivitas dan permasalahan kepanduan internasional. Kalau pun ada terkait Indonesia, masih ada hubungannya dengan gerakan kepanduan sedunia.

Sama seperti tulisan dengan tema Pramuka, pemilihan tulisan tema Pandu tersebut lebih dilihat dari jumlah pembaca, ditambah dengan jumlah pemberi penilaian dan mereka yang mengomentari tulisan tersebut. Mengingat semua tulisan dari peringkat kelima sampai peringkat pertama yang tertinggi adalah tulisan saya sendiri, maka saya memutuskan tidak menggunakan istilah "tulisan terbaik", tetapi "tulisan terbanyak pembacanya".

Berikut adalah kelima tulisan dengan tema Pandu yang paling banyak dibaca di Kompasiana selama kurun 2017:

5. "Ternyata  Raja Arab Saudi Terkenal di Kalangan Pandu Sedunia" diunggah di rubrik Humaniora pada 27 Februari 2017 dan dijadikan "Artikel Utama'. Sampai saat ini telah dibaca sebanyak 707 kali, dengan 5 orang yang memberikan penilaian, dan 4 komentar. Tulisan tersebut berlatar rencana kedatangan RajaArab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang ke Indonesia awal Maret 2017. Kedatangan sang raja mengingatkan pada sosok Sang Raja Arab Saudi sebelumnya. Raja Abdullah bin Abdulaziz al Saud, yang merupakan kakak tiri Raja Salman, sangat terkenal di kalangan para Pramuka di Indonesia dan juga para Pandu di seluruh dunia. Baca lengkapnya di sini.

4. "Pandu Rakyat, Cerminan Indonesia Sesungguhnya" diunggah di rubrik Humaniora pada 28 Desember 2017 dan dijadikan "Artikel Utama". Sampai saat ini telah dibaca sebanyak 860 kali, dengan 1 orang yang memberikan penilaian, tetapi tanpa komentar dari seorang pun. Isinya menceritakan Pandu Rakyat Indonesia yang didirikan pada 28 Desember 1945 hasil peleburan (fusi) dari sejumlah organisasi kepanduan.  Dituliskan, "Pandu Katholik, Hisbul Wathan (HW), Nationale Islamietische Padvinderij (Natipij), Syarikat Islam Afdeeling Pandu (SIAP), Perketip/Pandu Tionghoa, dan lainnya, sepakat bersatu dalam Pandu Rakyat Indonesia". Ini menunjukkan bahwa fusi yang melahirkan Pandu Rakyat itu benar-benar mencerminkan Indonesia sesungguhnya, yang merupakan gabungan dari berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Lengkapnya bisa dibaca di sini.

3. "Para Pandu Senior, Biar Tua Tetap Semangat" diunggah di rubrik Humaniora pada 8 Oktober 2017 dan dijadikan "Artikel Utama". Sampai saat ini telah dibaca sebanyak 1.410 kali, dengan 3 orang yang memberikan penilaian, dan 1 komentar. Isinya menceritakan kegiatan konferensi tingkat dunia bertajuk "The 28th International Scout and Guide Fellowship (ISGF) World Conference" yang diadakan di Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Bali, 9-14 Oktober 2017. SGF adalah organisasi tingkat dunia yang menaungi berbagai organisasi sejenis di banyak negara sebagai wadah bagi mereka yang pernah aktif di kepanduan dan masih tetap ingin hidup berdasarkan prinsip dan nilai-nilai kepanduan. Lengkapnya bisa dibaca di sini.

2. "Bapak Pandu Sedunia Pernah Dikucilkan di Indonesia" diunggah di rubrik Humaniora pada 22 Februari 2017 dan dijadikan "Artikel Utama". Sampai saat ini tulisan tersebut telah dibaca sebanyak 2.582 kali, dengan 8 orang yang memberikan penilaian, dan 4 komentar. Tulisan yang diterbitkan bertepatan dengan Hari Baden-Powell 22 Februari itu, menceritakan sejarah bahwa pernah pada suatu masa Baden-Powell dikucilkan di Indonesia. Lengkapnya bisa dibaca di sini.

1. "Bagaimana Seharusnya Menulis Nama Bapak Pandu Sedunia?" diunggah di rubrik Humaniora pada 20 Februari 2017 dan dijadikan artikel "Pilihan". Sampai saat ini tulisan tersebut telah dibaca sebanyak 7.955 kali, sayangnya tidak ada yang memberikan penilaian dan juga komentar. Isinya membahas masih banyaknya penulisan nama Bapak Pandu Sedunia yang kurang tepat, dan bagaimanakah seharusnya menulis nama beliau, yang didasarkan informasi dari sejumlah catatan sejarah. Lengkapnya bisa dibaca di sini.

Agak unik, karena peringkat kelima sampai kedua semuanya dipilih sebagai "Artikel Utama", namun peringkat pertama walau pun hanya dipilih sebagai artikel "Pilihan", jumlah pembacanya bisa mengungguli. Bahkan peringkat pertama jumlah pembacanya 3 kali lipat dari peringkat kedua. Semoga tujuan agar penulisan nama Baden-Powell yang benar diketahui meluas, dapat membantu berkurangnya kesalahan penulisan nama Bapak Pandu Sedunia itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun