Saat ini, hampir sepuluh ribu anggota Gerakan Pramuka sedang berkegiatan di Bumi Perkemahan Pramuka Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Mashudi yang terletak di kawasan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Mereka adalah sekitar 8.400 peserta ditambah para panitia dan unsur pendukung lainnya yang mengikuti Raimuna Daerah (Raida) XIII Kwartir Daerah Jawa Barat.
Selama seminggu, 7 sampai 14 November 2017, para Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun) dari seluruh Jawa Barat, berkegiatan di bumi perkemahan yang sejuk itu. Memang, berada di kawasan yang berketinggian 800 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut, dengan kontur berbukit-bukit, membuat bumi perkemahan itu cukup sejuk karena termasuk di kawasan pegunungan.
Sebelum diberi nama seperti sekarang, bumi perkemahan itu lebih dikenal dengan sebutan Bumi Perkemahan Kiarapayung. Nama itu merujuk pada daerah tersebut. Namun, sejak 2006 atau 11 tahun lalu, bumi perkemahan itu diberi nama Bumi Perkemahan Pramuka Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Mashudi.
Kak Mashudi, begitu panggilan akrab beliau di kalangan Pramuka, adalah salah satu tokoh Pramuka yang dikenal luas di dalam dan luar negeri. Dilahirkan di wilayah Garut, Jawa Barat, pada 11 September 1919, beliau meninggal dunia pada 22 Juni 2005 di usianya yang ke-85. Kak Mashudi termasuk cukup lama memimpin Gerakan Pramuka sebagai Ketua Kwartir Nasional sejak 1978 sampai 1993. Sebelum itu, beliau pernah pula menjadi Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat.
Sebagai tokoh militer, jasanya cukup banyak. Demikian pula dalam jabatan sipil yang disandangnya. Beliau pernah menjadi Gubernur Jawa Barat masa bakti 1960 sampai 1970. Bahkan beliau pernah pula menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dari 1967 sampai 1972.
Tak heran ketika menjadi pembina upacara saat pembukaan Jambore Nasional VIII Tahun 2006 yang diadakan Bumi Perkemahan Kiarapayung pada 16 Juli 2006, Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus meresmikan penggunaan nama Bumi Perkemahan Pramuka Letjen TNI (Purn) Dr (HC) Mashudi. Nama Kak Mashudi memang pantas diabadikan dalam bumi perkemahan Pramuka.
Apalagi bila diingat, Kak Mashudi sampai saat ini juga tercatat satu dari hanya empat orang Indonesia yang pernah mendapatkan penghargaan tertinggi kepanduan sedunia, Bronze Wolf Award. Selain Kak Mashudi, tokoh Pramuka lainnya yang pernah dianugerahi Bronze Wolf Award adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, H Azis Saleh, dan Liem Beng Kiat.
Kini di bumi perkemahan seluas 66 hektar itu, para Penegak dan Pandega dari seluruh Jawa Barat kembali berkumpul. Mereka berkegiatan sambil mengenang kembali jasa-jasa Kak Mashudi, baik bagi kepramukaan di Jawa Barat, di Indonesia, dan bahkan di tingkat dunia. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H