Mengambil tema "Puisi Sebagai Harga Hidup", perayaan Hari Puisi Indonesia digelar di komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, 1-4 Oktober 2017. Puncaknya diadakan pada 4 Oktober 2017 dengan malam anugerah berupa pemberian hadiah sayembara buku puisi yang terbit dalam kurun September 2016 sampai September 2017. Juga akan diadakan peluncuran buku "Apa dan Siapa Penyair Indonesia".
Untuk sayembara buku puisi, tercatat ada 255 buku kumpulan puisi yang didaftarkan. Dari jumlah itu, hanya 247 buku puisi yang memenuhi syarat. Buku yang tidak memenuhi syarat disebabkan tiga alasan, yaitu tahun terbitnya kadaluarsa, bukunya dikirim hanya 1 eksemplar padahal panitia mensyaratkan setiap judul buku dikirim sebanyak 5 eksemplar, dan buku merupakan karya berdua. Padahal yang dinilai hanyalah kumpulan puisi karya tunggal seorang penulis puisi atau penyair, bukan karya bersama yang lebih dari satu orang.
Dewan juri yang menilai buku-buku kumpulan puisi yang masuk tidak tanggung-tanggung, merupakan para penyair dan kritikus sastra berpengalaman. Mereka adalah penyair Abdul Hadi WM, lalu Sutardji Calzoum Bahri yang sering disebut sebagai Presiden Penyair Indonesia, dan pengelola Yayasan Hari Puisi Indonesia, Maman S Mahayana, yang merupakan penyelenggara acara.
Ketika berkunjung ke komplek TIM pada Senin, 2 Oktober 2017, saya sempat bertemu dengan Maman Mahayana. Kenalan lama, bahkan teman seangkatan di Fakultas Sastra (sekarang namanya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia. Hanya Maman mengambil jurusan Sastra Indonesia, sedangkan saya memilih jurusan Arkeologi. Sudah sangat lama tak ketemu, saya menjabat hangat tangan Maman.
"Wiiih, kirim tiga buku sekaligus," sahut Maman sambil menyapa.
"Ya, sekadar memeriahkan perayaan Hari Puisi," balas saya.
Pertama, kumpulan puisi berjudul "Kubayangkan Chairil Anwar"Â (ISBN 978-602-6598-13-4)Â yang terbit bertepatan dengan Hari Buku Sedunia 23 April 2017. Kedua, kumpulan puisi "Ahok, Kebhinekaan, Belajar Pancasila"Â (ISBN 978-602-6598-18-9), yang terbit pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017. Ketiga, kumpulan puisi berjudul "Puisi Itu Adalah" (ISBN 978-602-6598-26-4) yang terbit menyambut Hari Literasi Sedunia pada 8 September 2017.
Ketiga buku kumpulan puisi itu masuk dalam daftar buku yang lulus seleksi untuk dinilai dalam sayembara buku puisi tersebut. Lebih membuat saya terhormat, karena dalam deretan buku-buku itu ada buku karya para penyair yang saya kagumi di antaranya Adri Darmaji Woko, Noorca Massardi dan saudara kembarnya Yudhistira Massardi, serta penyair muda yang sedang "meroket", Joko Pinurbo. Daftar lengkap ke-247 buku kumpulan puisi yang lulus seleksi dapat dilihat di: facebook.com/notes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H