Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Korea Berusaha Menjadi Tuan Rumah Jambore Dunia 2023

12 Juni 2017   09:32 Diperbarui: 12 Juni 2017   21:26 2863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan melalui National Scout Organization/NSO atau organisasi nasional gerakan pendidikan kepanduan di negara itu, Korea Scout Association (KSA), sedang berusaha untuk menjadi tuan rumah World Scout Jamboree/WSJ (Jambore Kepanduan Sedunia) ke-25 yang bakal diadakan pada 2023 mendatang. KSA mengerahkan segala daya agar dapat terpilih dalam pemilihan tuan rumah WSJ ke-25 yang akan diselenggarakan pada Konferensi Kepanduan Sedunia di Azerbaijan, Agustus 2017.

Selain KSA, calon lain yang juga ikut berminat menjadi tuan rumah WSJ ke-25 itu adalah organisasi nasional gerakan pendidikan kepanduan Polandia. Namun berbeda dengan KSA, terkesan Polandia tidak begitu gencar dalam promosinya. Bandingkan dengan KSA yang menyebarkan berbagai produk promosi, mulai dari selebaran (flyer), badge, pin, setangan leher, banner, kartu pos, stiker, sampai kaus. Sedangkan Polandia sejauh yang diketahui, hanya menyebarkan benda promosi berupa badge dan selebaran saja.

Logo calon Jambore Kepanduan Sedunia ke-25 di Korea Selatan pada 2023. (Foto: Afri)
Logo calon Jambore Kepanduan Sedunia ke-25 di Korea Selatan pada 2023. (Foto: Afri)
Hal ini dapat dimengerti. KSA memang harus berupaya lebih keras dibandingkan Polandia, mengingat pembagian wilayah (region) dalam World Organization of the Scouts Movement/WOSM atau gerakan kepanduan sedunia. Dalam WOSM, NSO – yang di Indonesia saat ini disebut Gerakan Pramuka – dikelompokkan dalam region. Terdapat enam region di dalam WOSM, masing-masing Eropa (di mana Polandia termasuk di dalamnya), Asia-Pasifik (di mana KSA dan Gerakan Pramuka tergabung di dalamnya), Inter America, Arab, Afrika, dan Eurasia (region khusus yang menggabungkan negara-negara pecahan Uni Soviet). Sementara mengenai jumlah anggota tiap region tidak sama. Eropa misalnya mempunyai sekitar 40 NSO, sedangkan Asia-Pasifik hanya 26 NSO.

Padahal dari segi jumlah anggota per individu, Region Asia-Pasifik yang terbesar. Jumlah anggota individu WOSM tercatat sekitar 45 juta orang, sementara di Asia-Pasifik ada lebih dari setengahnya. Gerakan Pramuka (Indonesia) mempunyai sekitar 20 juta anggota, Boy Scouts of the Philippines (Filipina) mempunyai 2,5 juta anggota, Bharat Scouts and Guides (India) dan National Scout Organization of Thailand (Thailand) masing-masing mempunyai sekitar 1 juta anggota. Belum lagi ditambah NSO lainnya, diperkirakan jumlah anggota individu di Region Asia-Pasifik mencapai 26-27 juta orang.

Sementara Region Eropa walaupun jumlah NSO-nya mencapai sekitar 40 organisasi, tetapi bila dihitung individu anggotanya mungkin hanya sekitar 5 juta orang. Ada sejumlah organisasi yang bahkan anggotanya hanya sekitar seribu orang atau kurang dari itu, seperti negara-negara kecil di Eropa, contohnya Monaco dan Malta.

Sayangnya, dalam penentuan suatu hal di Konferensi Kepanduan Sedunia, dilakukan sistem voting. Sistem ini tidak berdasarkan banyaknya anggota di suatu NSO, tetapi hanya NSO-nya saja yang dihitung. Tiap NSO mendapat enam suara, yang boleh digunakan semua untuk memilih satu hal penting, atau dibagi-bagi. Misalnya, dalam pemilihan anggota World Scout Commitee/WSC (Komite Kepanduan Sedunia), terdapat 10 calon untuk memilih enam kursi. Maka, NSO yang mempunyai hak suara boleh menyerahkan keenam suara yang dimilikinya kepada satu calon, atau dibagi-bagi untuk beberapa calon.

Setangan leher dan beberapa pernak-pernik promosi dari Korea untuk menjadi tuan rumah Jambore Kepanduan Sedunia ke-25. (Foto: Afri)
Setangan leher dan beberapa pernak-pernik promosi dari Korea untuk menjadi tuan rumah Jambore Kepanduan Sedunia ke-25. (Foto: Afri)
Dalam pemilihan tuan rumah WSJ pun begitu. Region Eropa yang memiliki sekitar 40 NSO berarti mempunyai 40 x 6 suara. Sedangkan Region Asia-Pasifik hanya 26 x 6 suara. Bila Region Eropa memberikan suara seluruhnya untuk Polandia, maka Polandia sudah menang suara dibandingkan KSA yang berasal dari Region Asia-Pasifik.

Tak heran bila KSA sekarang bekerja keras mencari simpati dan suara dari region-region lainnya. Masih ada Region Arab, Inter America, Afrika, dan Eurasia, yang bisa diperoleh suaranya. Walaupun kemungkinan Region Eurasia akan memilih Polandia, sebagai sesama negara Eropa.

Kita tunggu saja Agustus mendatang, apakah KSA akan berhasil membawa para Pandu sedunia berjambore di Korea pada 2023? Kalau ya, berarti KSA mengulangi keberhasilan Korea yang pernah menjadi tuan rumah WSJ pada 1991. Jambore dunia yang ketika itu juga diikuti oleh kontingen dari Gerakan Pramuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun