Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sampul Peringatan, Bukti Sejarah Kegiatan Kepanduan di Bali

30 April 2017   15:40 Diperbarui: 1 Mei 2017   19:07 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Peringatan 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit dengan tambahan badge "Scout Bazaar". (Foto: BDHS)

Bagi filatelis atau kolektor prangko dan benda-benda pos lainnya,  tentu mengenal yang disebut Sampul Hari Pertama/SHP (First Day Cover), berupa amplop yang gambarnya satu tema dengan gambar prangko yang diterbitkan dan dibubuhi cap pos dengan tanggal hari terbit pertama prangko itu. Di samping itu, ada juga yang disebut Sampul Peringatan/SP (Commemorative Cover), amplop yang ditempeli prangko dan diberi cap pos khusus untuk menandai suatu peristiwa bersejarah tertentu.

Sama seperti prangko, sampul-sampul semacam itu, baik SHP maupun SP, dapat menjadi penanda pula dan sekaligus bukti sejarah adanya suatu penerbitan prangko atau peristiwa besar yang pernah terjadi. Hal itu juga terjadi ketika pelaksanaan pertemuan pimpinan organisasi kepanduan wilayah Asia-Pasifik yang bertajuk 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit. Acara tersebut diadakan di Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, dari 22 sampai 25 April 2017.

Dimotori oleh GN Surya Hadinata,  Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Pengurus Daerah Bali, menerbitkan SP yang dicetak amat terbatas hanya 200 lembar. PFI adalah organisasi para filatelis atau kolektor prangko dan benda-benda pos lainnya yang telah ada sejak 29 Maret 1922.

GN Surya Hadinata (kedua dari kanan, berbaju batik) bersama Pramuka Indonesia dan Pandu Korea Selatan. (Foto: koleksi Surya Hadinata)
GN Surya Hadinata (kedua dari kanan, berbaju batik) bersama Pramuka Indonesia dan Pandu Korea Selatan. (Foto: koleksi Surya Hadinata)
Didirikan pertama kali dengan nama Postzegelverzamelaars Club Batavia, PFI saat ini telah berusia 95 tahun dan telah melewati sejarah panjang sejak zaman Hindia-Belanda, zaman penjajahan Jepang, zaman revolusi kemerdekaan RI, Orde Lama, Orde Baru, dan sampai sekarang. Sejak pertama kali didirikan, beberapa Pandu dan kini disebut Pramuka telah ikut menjadi filatelis atau kolektor prangko. Aktivitas filateli atau koleksi prangko memang menjadi salah satu kegiatan yang cukup dikenal di lingkungan kepramukaan. Bahkan di seluruh dunia, termasuk di dalam Gerakan Pramuka, dikenal Tanda Kecakapan Khusus Pengumpul Prangko.

Surya Hadinata yang seorang filatelis aktif di Bali, menyenangi pula mengoleksi benda-benda pos dengan tema Pramuka. Itulah sebabnya, menjelang berlangsungnya pertemuan para pimpinan organisasi kepanduan wilayah Asia-Pasifik dia bersama PFI Pengurus Daerah Bali menyiapkan SP tersebut.

Prangko Prisma dan cap pos khusus 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit di Bali. (Foto: BDHS)
Prangko Prisma dan cap pos khusus 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit di Bali. (Foto: BDHS)
Bahkan bersama bersama teman-teman, mereka ikut berpartisipasi dengan membuka booth yang diberi nama “Saka Filateli”. Saka (Satuan Karya) Filateli memang belum merupakan Saka resmi secara nasional, namun di banyak daerah ada Saka yang dibentuk secara lokal oleh kwartir daerah setempat, untuk menampung minat para Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun) di wilayah itu pada bidang tertentu.

Selain SP, Surya Hadinata yang didukung penuh oleh PT Pos Indonesia di wilayahnya, menerbitkan pula dua prangko Prisma yang dibuat khusus untuk acara kepanduan tersebut. Jumlahnya juga sangat terbatas, tak heran bila SP maupun prangko Prisma itu disukai dan banyak dibeli, baik oleh peserta pertemuan tersebut maupun oleh para Pramuka dan filatelis yang ada di Bali.

Secara khusus, Surya Hadinata membuat pula SP yang ditempel dengan souvenir sheet atau lembar kenangan yang diterbitkan untuk memperingati 50 tahun Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 2011. Rupanya dia masih menyimpan lembar-lembar kenangan itu cukup banyak ,sehingga bisa membuat SP dengan lembar kenangan, yang jelas nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan SP yang hanya ditempel prangko biasa.

Sampul Peringatan dan Souvenir Sheet (Lembar Kenangan) yang langka. (Foto: BDHS)
Sampul Peringatan dan Souvenir Sheet (Lembar Kenangan) yang langka. (Foto: BDHS)
Kejelian Surya Hadinata memanfaatkan momen penting seperti pertemuan kepanduan itu, patut diberi acungan jempol. Apalagi dengan adanya SP itu, secara tak langsung peristiwa tersebut telah didokumentasikan dalam benda memorabilia bersejarah, yang bakal menjadi kenangan sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun