Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa dengan Jangkrik, Untung Ada Jangkrik Boss!

18 Januari 2017   12:20 Diperbarui: 18 Januari 2017   12:28 2317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan, ini bukan Ada Apa dengan Cinta (AadC), tetapi ada apa dengan jangkrik dan Pak Sumarsono, sang Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI, saat mengritik desain lokomotif MRT yang bakal dioperasikan di Jakarta? Sumarsono kurang suka desain lokomotifnya, dan dikatakannya mirip kepala jangkrik. Dia menginginkan agar desain MRT terlihat lebih sporty dan aerodinamis (baca lengkapnya di sini).

Padahal, pihak pabrikan lokomotif itu, Nippon Sharyo Ltd dan Sumitomo, tentu sudah memperhitungkan aerodinamisnya sebuah lokomotif MRT, karena mereka bukan baru kali ini membuat lokomotif kereta. Sedangkan soal kesan sporty, bila dilihat dari gambar yang ditunjukkan Sumarsono, sebenarnya bagi saya pribadi sudah sporty, entahlah kalau pandangan orang lain.

Plt. Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menunjukkan gambar desain lokomotif MRT. (Foto: kompas.com)
Plt. Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menunjukkan gambar desain lokomotif MRT. (Foto: kompas.com)
Pada kenyataannya, jangkrik atau cengkerik yang mempunyai nama ilmiah Gryllidae, adalah serangga yang bermanfaat karena bunyi suaranya dapat mengusir tikus dan tak perlu dimusuhi. Bahkan yang sudah pernah mencoba, jangkrik ternyata daging jangkrik juga bermanfaat bagi kesehatan (baca lengkapnya di sini)

Ketika tulisan ini dimulai dengan mengutip judul film Ada Apa dengan Cinta, sebenarnya jangkrik pun “menjelma” menjadi teman anak-anak lewat cerita yang kemudian di-film-kan dalam The Adventures of Pinocchio atau Petualangan Pinokio. Masih ingat ‘kan boneka kayu Pinokio yang kalau nakal hidungnya bertambah panjang? Untung Pinokio mempunyai teman Jiminy Cricket alias Jiminy si Jangkrik, yang selalu menasehati Pinokio kalau si boneka kayu berlaku nakal.

Jiminy Cricket. (Foto: disney.com)
Jiminy Cricket. (Foto: disney.com)
Nah, ngomong-ngomong soal untung, masih ingat juga kan dengan ungkapan “untung ada saya” yang dipopulerkan pelawak Gepeng? Sekarang, bagi kalangan perfilman Indonesia, bisa disebutkan “untung ada Jangkrik Boss!”. Ya, untung ada film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1, gara-gar film itu, jumlah penonton film Indonesia kembali meningkat. “Jangkrik Boss!”, adalah ungkapan yang dipopulerkan Kasino, salah satu personil Warkop DKI.

Meraih lebih dari 6 juta penonton, film yang dirilis 2016 itu menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak. Jauh di atas film AAdC (dirilis pada 2002) yang sekitar 2,7 juta penonton, maupun sekuelnya AAdC 2 (2016) dengan jumlah penonton sekitar 3,6 juta. Juga di atas film Habibie & Ainun (2012) dengan jumlah penonton sekitar 4,4 juta, dan Laskar Pelangi (2008) dengan 4,6 juta penonton.

Jangkrik Boss! Memang berhasil “mengajak” kembali penonton untuk menyaksikan film-film Indonesia di bioskop-bioskop di Tanah Air. Terbukti bahwa film-film berikutnya, menjadi lebih laris dibandingkan sebelumnya. Suatu hal yang telah mengembalikan film Indonesia kembali disukai penonton, setelah dalam kurun sekitar 2009 sampai 2013 dan bahkan sampai 2015, dapat dikatakan pertumbuhan penonton film Indonesia melambat.

Sumber: www.rappler.com
Sumber: www.rappler.com
Keberhasilan Jangkrik Boss! membawa penonton kembali menyaksikan film-film Indonesia diakui juga oleh Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 1956, Marcella Zalianty, ketika hadir pada acara nonton bareng film Ayu  Anak Titipan Surga di bioskop Metropole XXI, Jakarta, 13 Januari 2016.

Dan memang benar, contohnya Hangout (rilis 22 Desember 2016) dan Cek Toko Sebelah (rilis 28 Desember 2016), sampai pertengahan Januari 2017 masing-masing telah menembus 2 juta penonton. Bahkan film yang ditonton para anggota Gerakan Pramuka bersama Marcella Zalianty, Ayu Anak Titipan Surga, walaupun baru rilis 12 Januari 2017 telah berhasil mengajak 75.000 penonton menyaksikan film itu. Bandingkan dengan film dengan tema Pramuka Lima Elang yang disutradarai Rudi Soedjarwo pada 2011, sampai “diturunkan” dari bioskop jumlah penontonnya hanya di kisaran 150.000 sampai 200.000 orang. Lima Elang memang dirilis di “tahun-tahun suram” perfilman Indonesia, sehingga sulit untuk mencapai jumlah penonton yang banyak. Bahkan pernah ada yang menulis di Kompasiana, mengatakan bahwa 2011 adalah tahun kurang bersahabat bagi sineas Indonesia (baca di sini).

Sumber: https://filmbor.com
Sumber: https://filmbor.com
Apa pun itu, Jangkrik Boss! memang fenomenal. Dan itu lagi-lagi membuktikan bahwa jangkrik memang penuh manfaat dan siapa tahu komika Ernest Prakasa yang menyutradarai dan menjadi pemain utama Cek Toko Sebelah, bakal bilang juga, “jangkrik bawa hoki”. Siapa tahu lho, mesti cek toko sebelah, eh cek dulu ke Ernest Prakasa. Hehehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun