Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Asal "Copy Paste" Gambar

23 Oktober 2016   09:23 Diperbarui: 23 Oktober 2016   09:51 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar lambang-lambang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka dan nomor urutnya dengan sejumlah kesalahan di dalamnya. (Foto: Istimewa)

Jumat malam (21 Oktober 2016) seusai menulis “Jangan Kampanye Politik di Pramuka: “Messengers of Peace” Bukan Sekadar Melambaikan Tangan”, saya sudah akan menulis tentang perilaku banyak orang yang suka menyalin dan menempel ulang (copy paste) gambar atau tulisan yang ditemukan di media sosial lalu dibagi (share) begitu saja. Sama sekali tanpa mengecek ulang, apalagi mencermati apakah gambar atau tulisan itu benar atau tidak. Bisa juga karena gambar atau tulisannya, sudah berulang kali di-copy paste, maka sudah melenceng dari bahasan awalnya.

Keinginan untuk menulis itu timbul setelah ada gambar lambang-lambang Kwartir Daerah atau disingkat Kwarda (kepengurusan dalam Gerakan Pramuka di tingkat provinsi) dan nomor urutnya yang di-copy paste berulang kali. Padahal ada sejumlah kesalahan dalam gambar itu. Dikhawatirkan kalau terus di-share maka akan timbul pemikiran bahwa itu adalah lambang-lambang dan nomor urut Kwarda yang benar. Apalagi yang meng-copy paste dan men-share tidak menyertakan keterangan asli mengenai kenapa dan dari mana gambar itu diambil.

Saya pun sudah menulis seperti ini:

“Akhir-akhir ini banyak dibagi (share) gambar lambang-lambang Kwarda dan nomor urutnya. Padahal ada sejumlah kesalahan di dalamnya, dan kalau terus di-share bisa berakibat orang-orang yang menerimanya akan menyalin dan menempel ulang (copy paste) bagi mereka. Lebih bahaya kalau gambar itu dijadikan bahan untuk mempelajari lambang-lambang Kwarda dan nomor urutnya.

Padahal salah satu butir darma dari Dasa Darma Pramuka adalah mengenai kecermatan juga. Pramuka haruslah seorang yang “hemat, cermat, dan bersahaja”. Jadi sebelum meng-copy paste gambar dari media sosial, sebaiknya seorang Pramuka atau siapa pun lebih cermat. Jangan sampai kita membagi gambar yang salah tanpa keterangan memadai, dan akibatnya orang yang melihat dan menerima gambar itu memperoleh pengetahuan yang salah juga…..”.

Tulisan tersebut memang belum selesai, karena rumah kami kedatangan keluarga dari luar kota yang akan menginap pada Jumat malam. Sedangkan Sabtu (22 Oktober 2016), sejak pagi sudah berangkat ke rumah kerabat untuk menghadiri upacara pemakaman dan kemudian pergi ke tempat pemakaman dari salah satu orangtua kerabat. Setelah itu, seharian mengajak keluarga dan kerabat dari luar kota, untuk menikmati akhir pekan di pinggiran kota Jakarta.

Belakangan terbukti, kekhawatiran saya ternyata benar. Sejak Jumat siang, sudah ada komentar-komentar pada gambar yang saya unggah di akun Facebook Group Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Pada gambar itu sebenarnya sudah saya tuliskan keterangan, “Akhir-akhir ini banyak dibagi (share) dan unggah (upload) gambar lambang-lambang Kwarda dan nomor urutnya. Padahal ada sejumlah kesalahan di dalamnya, karena itu saya tambahkan kata "SALAH" dengan warna merah. Silakan adik dan kakak cermati dengan teliti, jangan asal "Suka" (like) saja. Terima kasih”.

Namun yang benar-benar mencermatinya tak banyak. Komentar lebih banyak menanyakan di mana salahnya, dan kurang ingin mencari sendiri. Padahal karena mereka menanyakan menggunakan sarana internet, tentu dapat pula mencarinya melalui mesin pencari di internet.

Ketika saya mengatakan, “Justru saya mengajak kita semua mencermati, ini organisasi pendidikan, foto dan keterangan foto adalah satu kesatuan. Ayo bisakah adik menemukan di mana kesalahannya?”, justru jawaban yang saya terima adalah, “y sih ka.. tp kadang saya pengen simple ja..” (sic/disalin sesuai aslinya).

Untunglah ada juga sejumlah anggota Gerakan Pramuka yang sigap memberitahu mana yang benar, dan di mana letak kesalahannya. Bahkan ada yang memberi contoh lambang Kwarda yang benar, maupun nomor urut seharusnya.

Mengingat sampai Minggu pagi (23 Oktober 2016), masih banyak yang mempertanyakan, akhirnya saya beri tambahan pada keterangan gambar itu. Seperti ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun