Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Megawati: Gotong Royong adalah Hakekat Kebudayaan Indonesia

13 Oktober 2016   10:36 Diperbarui: 13 Oktober 2016   16:27 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, memukul gong menandai WCF 2016 dibuka resmi. (Foto: Ayunda Swacita)

Perhelatan World Culture Forum (WCF) 2016 dibuka resmi di Nusa Dua Convention Centre, Bali, pada Kamis, 13 Oktober 2016 pagi hari. Pada pembukaan tersebut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, menyampaikan bahwa WCF yang kali ini merupakan WCF kedua setelah sebelumnya diadakan di Bali juga pada 2013, diikuti oleh 1307 peserta dari 63 negara.

Bersamaan dengan WCF 2016 diadakan pula World Culture Youth Forum yang dihadiri 153 peserta kaum muda dari 35 negara, dan International Folk Dance Festival (IFDF) yang diikuti 351 peserta dari 13 negara. Acara WCF 2016 sendiri telah dimulai sejak 10 Oktober 2016, diisi dengan simposium, kunjungan budaya, dan menyaksikan karnaval budaya serta penampilan seni dari berbagai negara dan juga kreasi seni pertunjukan dari sejumlah daerah di Indonesia.

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyambut gembira pelaksanaan WCF 2016 yang merupakan kerja sama antara Pemerintah RI dengan UNESCO, badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Tak heran bila Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, dan (mantan) Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, juga ikut memberi sambutan yang direkam dalam video dan ditayangkan pada saat acara pembukaan WCF 2016.

Tokoh penting lainnya adalah sedikitnya delapan orang menteri dan pejabat setingkat menteri dari negara-negara sahabat. Serta yang juga disambut hangat peserta adalah kehadiran Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarno tersenyum. (Foto: koleksi pribadi)
Megawati Soekarno tersenyum. (Foto: koleksi pribadi)
Menjadi pembicara kunci dalam WCF 2016, Megawati memulai sambutannya dengan salam dan menyampaikan kehadirannya, “Saya adalah wakil dari Presiden Joko Widodo yang tidak dapat hadir hari ini”. Presiden Joko Widodo memang sebelumnya dijadwalkan hadir memang berhalangan, karena ada kesibukan kenegaraan yang tak dapat ditinggalkan.

Megawati menyampaikan sambutannya berjudul “Pancasila: Culture for an Inclusive Sustainable Planet”. Sepanjang pidatonya, Megawati menekankan pentingnya Pancasila yang dikatakannya bukan diciptakan oleh Bung Karno, tetapi digali oleh ayahandanya yang merupakan Presiden pertama RI. Pancasila itu digali dari seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia.

Megawati juga menekankan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan ini. “Kebudayaan harus menjadi jalan bersama agar bumi makin lestari dan nafas kehidupan bagi kita semua,” tegasnya.

Untuk itu, sebut Megawati, Pancasila dapat menjadi dasar untuk lebih memberdayakan kebudayaan dalam kehidupan kita. Di dalam Pancasila, tiada egoisme agama atau pun egoisme lainnya. Inti sari Pancasila adalah gotong royong yang merupakan kepribadian dan hakekat kebudayaan Indonesia. Pancasila juga sebagai jalan kebudayaan bagi bangsa Indonesia.

“Sekali lagi saya tekankan, jalan kebudayaan harus menjadi pilihan kita dalam upaya membantu menciptakan dunia baru yang lebih baik, lebih terbuka dan berkelanjutan,” tutur Megawati yang disambut tepuk meriah para peserta WCF 2016.

Foto: Ayunda Swacita, peserta WCF 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun