Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menanti Perpustakaan Buka di Malam Hari

9 Oktober 2015   21:26 Diperbarui: 9 Oktober 2015   21:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman menulis status di akun Facebook-nya pada Jumat (9/10) sore hari, berisi keluhan tentang jam buka perpustakaan. Judul statusnya “Kenapa Perpustakaan Tidak Buka Sampai Malam Sih?”. Lalu ceritanya pun mengalir, “Sudah lebih dari sebulan (5 minggu) saya tidak ke perpustakaan. Alasan utama karena kesibukan. Karena perpustakaan hanya buka sampai pk 17.00, maka saya hanya bisa ke sana hari Sabtu. Betul hari Minggu juga buka. Seperti Sabtu, hari Minggu buka sampai pk 12.00. Sabtu saya bisa ke sana, karena masih merasa hari kerja. Hehehe. Kalau Minggu, sudah full digunakan untuk keluarga”.
Teman saya itu, Mochammad Yusuf melanjutkan ceritanya, dengan mengisahkan alasan lain dia belum datang lagi ke perpustakaan langganannya, lantaran dia didenda akibat terlambat mengembalikan buku. Dia juga bercerita bahwa dia senang ke perpustakaan untuk meminjam buku-buku fiksi, yang cukup sekali dibaca.
Selanjutnya dia menyampaikan impiannya, “Karena itu alangkah bagusnya kalau perpustakaan bisa buka sampai malam. Ya, sampai pk 21.00. Jadi yang kerja, sepulang kerja sebelum pulang ke rumah bisa mampir ke sana”.
Sebagai warga masyarakat yang juga senang berkunjung ke perpustakaan di Jakarta, pendapat yang dikemukakan teman saya itu cukup menarik. Kalau dicermati, jam buka perpustakaan di Jakarta – dan rasanya hampir sama di kota-kota lain di Indonesia – memang terbatas sampai sore hari. Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas RI) di Jalan Salemba Raya misalnya, tertera jadwal layanan untuk umum mulai pukul 08.00 sampai 18.00 WIB untuk Senin sampai Kamis, lalu mulai pukul 09.00 sampai 18.00 WIB untuk Jumat, dan pukul 09.00 sampai 16.00 WIB pada Sabtu. Minggu tutup, sebagaimana umumnya kantor dan instansi pemerintah di Indonesia.
Di tempat-tempat lain, jam buka perpustakaan juga umumnya hanya sampai 18.00 WIB. Beberapa perpustakaan yang dimiliki oleh kedutaan besar negara-negara sahabat, seperti perpustakaan di Erasmus Huis (milik Kedutaan Besar Kerajaan Belanda) dan di Goethe Institute (milik Kedutaan Besar Republik Federal Jerman) jam buka juga hanya sampai pukul 16.00 atau 17.00 WIB.
Mungkin yang agak lumayan adalah Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta yang terletak di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Perpustakaan ini buka antara pukul 09.00 sampai 20.00 WIB pada Senin sampai Jumat, dan kelebihannya perpustakaan dibawah “asuhan” Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta ini juga buka di hari Minggu. Pada Sabtu dan Minggu, perpustakaan tersebut buka mulai pukul 09.00 sampai 18.00 WIB.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota yang memiliki banyak kaum intelektual seperti Bandung dan Yogyakarta yang memiliki puluhan perguruan tinggi, keberadaan perpustakaan yang buka sampai malam, tampaknya dapat menjadi salah satu indikasi “kota pintar”. Banyak karyawan di Jakarta yang setiap hari harus pulang menempuh perjalanan berjam-jam di saat jam sibuk, tak sedikit yang memilih untuk menghabiskan waktu dulu di tengah kota. Setelah jam sibuk berkurang, yang berarti macet juga sudah mulai terurai, barulah berkendara ke rumah.
Tetapi ke mana tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu sepulang kerja? Pilihan paling mudah adalah ke pusat perbelanjaan, mal, plaza, dan sejenisnya. Padahal bagi banyak karyawan, setiap hari ke pusat perbelanjaan sepulang kerja, bukan saja lama-lama membosankan, tetapi juga menghabiskan banyak biaya tak terduga.
Bila ada perpustakaan yang buka sampai malam, maka seusai jam kerja pada pukul 17.00 WIB, terdapat pilihan lain sebagai tempat pengisi waktu menunggu “jam-jam macet” berkurang. Bukan sekadar mengisi waktu, tetapi sekaligus bersantai dengan biaya hemat namun bermanfaat. Walaupun hanya sekadar membaca majalah, kisah-kisah fiksi, atau pun berbagai jenis terbitan suratkabar.
Persoalan untuk memperpanjang jam buka perpustakaan memang kembali pada sumber daya. Baik sumber daya manusia yang melayani pengunjung perpustakaan, maupun sumber daya keuangan untuk membiayai sarana dan prasarana di dalam perpustakaan tersebut. Menambah gaji atau tunjangan karyawan, membayar pemakaian listrik dan lain sebagainya, menjadi salah satu kendala untuk membuka perpustakaan sampai malam.
Walaupun demikian, sejak beberapa tahun terakhir ini Perpusnas RI sudah memulai dengan memperpanjang jam buka. Dulu kalau kita berkunjung ke Perpusnas RI, layanan untuk publik hanya dibuka sampai pukul 16.00, namun kini sudah sampai pukul 18.00 WIB. Kita tentu berharap, Pemerintah akan memberi perhatian kepada Perpusnas RI dan perpustakaan-perpustakaan lainnya milik negara, sehingga tak sungkan mengucurkan anggaran yang dapat digunakan bagi perpustakaan untuk mengembangkan layanannya, termasuk memperpanjang jam buka bagi masyarakat.
Siapa tahu, manakala perpustakaan-perpustakaan sudah buka sampai malam, teman saya akan menulis status di akun Facebook-nya, “Pulang kantor ke perpustakaan, yuk”. Maka berbondong-bondonglah para karyawan yang pulang kerja datang ke perpustakaan, daripada sekadar duduk atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun