[caption id="attachment_359849" align="alignnone" width="1810" caption="Souvenir sheet "][/caption]
Hampir saja terlewatkan, namun untunglah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, akhirnya ikut memperingati 200 tahun meletusnya Gunung Tambora dalam bentuk souvenir sheet (SS). Dalam banyak kamus istilah, SS disebutkan sebagai “a single postage stamp or a pair, strip, or block having extremely wide margins imprinted with commemorative inscriptions and sometimes other design elements”.
Banyak pula kolektor prangko yang menyebutkan bahwa SS adalah satu atau lebih prangko yang tepian di luar batas perforasi (gigi prangko) lebih besar dari biasanya, tak jarang dilengkapi dengan gambar yang lebih utuh daripada sekadar gambar pada desain prangko dan ditambah dengan beberapa keterangan tertulis. Di Indonesia ada yang menerjemahkan SS sebagai lembar kenangan dan ada pula yang menyebutnya carik kenangan.
Kebetulan, Pemerintah RI telah menetapkan pada 2015 akan menerbitkan seri prangko yang terkait dengan bencana alam, yaitu dalam rangka memperingati dan menyambut Konferensi Dunia PBB tentang Penanggulangan Bencana yang diadakan di Sendai, Prefektur Miyagi, Jepang, 14 sampai 18 Maret 2015. Maka karena sama-sama ada hubungannya dengan bencana alam, selain tiga prangko yang telah disiapkan untuk terbit pada 14 Maret 2015, ditambah pula dengan SS yang diberi nama “200 Tahun Meletusnya Gunung Tambora”.
Setiap lembar kenangan itu (sebagaimana disebutkan dalam informasi tertulis PT Pos Indonesia yang mendistribusikan SS tersebut), berharga satuan (nominal) Rp 5.000. Jumlah cetaknya amat terbatas, hanya 30.000 lembar saja. Sama seperti prangko, SS ini juga dicetak di Perum Peruri, percetakan sekuritas yang sejak dulu mencetak prangko-prangko Republik Indonesia.
Sebagai informasi, Gunung Tambora yang terletak di Semenanjung Sanggar, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, meletus pada 5 April 2015. Letusannya termasuk yang paling dahsyat di antara letusan gunung-gunung berapi di seluruh dunia. Bahkan kabarnya lebih dahsyat bila dibandingkan dengan letusan Gunung Krakatau yang kisahnya sudah terkenal di seluruh dunia.
Tak heran bila banyak filatelis – sebutan untuk para kolektor prangko – di seluruh dunia, menyambut gembira penerbitan SS 200 Tahun Meletusnya Gunung Tambora itu. Apalagi harga satuannya terbilang murah, hanya Rp 5.000 atau tidak sampai 50 sen dolar Amerika Serikat. Jadi, inilah saatnya untuk mengoleksi lembar kenangan berharga yang memperingati suatu peristiwa bersejarah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H