Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Remaja Mengirim Surat kepada Adam, Hawa, dan Ultraman

1 April 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_358572" align="aligncenter" width="2302" caption="Enam remaja finalis Lomba Menulis Surat Remaja Nasional 2015 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, berpose seusai menerima penghargaan di Jakarta, 31 Maret 2015."][/caption]

Kepada siapakah Anda berkirim surat? Bila itu ditanyakan kepada para remaja peserta Lomba Menulis Surat Remaja Nasional (LMSRN) 2015, maka jawabannya bisa beragam. Ada yang mengirim surat kepada Adam dan Hawa, “Mother Earth”, sampai kepada Ultraman. Paling tidak itu tercermin dari sebagian surat yang dibuat para finalis LMSRN 2015 yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Lomba tersebut sudah ke-44 kalinya diadakan, dan Kemkominfo telah menyelenggarakan secara berturut-turut sejak 2012. Sebelumnya, lomba yang di tingkat internasional digelar oleh Uni Pos Sedunia (Universal Postal Union/UPU), penyelenggaraannya di Indonesia diadakan oleh Perum Pos dan Giro, yang kemudian berganti nama menjadi PT Pos Indonesia. Sempat terhenti beberapa tahun, dan sejak 2012 diadakan secara rutin kembali oleh Kemkominfo.

Tiap tahun tema lomba berbeda. Tahun ini, tema lomba adalah “tulislah surat yang menggambarkan keinginanmu tentang dunia di masa depan yang ingin kamu nikmati”. Pesertanya terbuka untuk anak-anak dan remaja yang berusia maksimal 15 tahun. Surat karya pemenang pertama dari Indonesia, akan dikirimkan untuk bertanding di tingkat internasional, bersaing dengan surat karya pemenang pertama dari 192 negara anggota UPU.

Pada 2012 dan 2014, Indonesia pernah mencatatkan namanya sebagai pemenang harapan. Dan tahun ini, tercatat 1.580 surat yang masuk ke panitia. Setelah diseleksi oleh dewan juri yang terdiri dari 9 orang, pakar bahasa, ahli kesehatan, ahli kependudukan, penulis, perwakilan PT Pos Indonesia, maka terpilih 30 surat yang masuk dalam tahap selanjutnya.

Dari 30 surat itu, dewan juri kembali melakukan penilaian, sehingga tercatat 10 besar surat terbaik. Itu pun masih diteliti ulang, sehingga menghasilkan enam finalis terbaik. Para finalis, tiga berasal dari Tangerang Selatan, Banten, satu dari Sekolah Indonesia di Bangkok, Thailand, satu dari Subang, Jawa Barat, dan satu dari Solo, Jawa Tengah.

Keenam finalis ini diundang ke Jakarta, untuk mengikuti penjurian tahap akhir di Gedung Kemkominfo, Jakarta Pusat, 30-31 Maret 2015. Mereka bersama-sama diajak bertanya-jawab dengan dewan juri, kemudian diberikan pembekalan. Mulai dari pembekalan berupa motivasi untuk lebih giat menulis, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengetahuan umum, dan lainnya.

Setelah itu, barulah mereka diminta kembali untuk menulis surat. Mereka dapat memperbaiki isi surat yang pernah ditulis sebelumnya, dengan memanfaatkan masukan-masukan dari dewan juri. Walaupun ada pembekalan berupa penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun karena sesuai persyaratan dari UPU surat boleh ditulis dalam “bahasa ibu” si pembuat surat atau pun dalam Bahasa Inggris, maka satu peserta menulisnya dalam Bahasa Inggris.

Jasmine Amalya, siswa SMP Muhammadiyah Solo, membuat surat yang ditujukannya kepada “Mother Earth”. Dalam suratnya, siswa yang akrab dipanggil Amel itu, mengeluhkan keadaan bumi yang semakin rusak lingkungannya. Dia juga menyayangkan masih banyaknya kejadian rasisme di mana-mana. “I wish Mother Earth, that one day, human race will finally care about their social problems as much as they care about preserving you and your natural creatures”, tulis Amel.

Surat karya Amel akhirnya terpilih sebagai pemenang kedua LMSRN 2015. Sementara pemenang pertama diraih oleh Revabelle Maharani, dan pemenang ketiga didapat oleh Florensia. Keduanya berasal dari sekolah yang sama, SMP Santa Ursula Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Revabelle menulis suratnya kepada “Adam dan Hawa di Taman Eden”, dan akan menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi internasional yang diadakan UPU.

Sedangkan juara harapan dimenangkan masing-masing oleh Alexandra Aulianta dari Mentari School Bintaro, Tangerang Selatan, kemudian Dhimassultan Mahamrta Dutasmara dari Sekolah Indonesia Bangkok, Thailand, serta Raudya Kalifa Jihad dari SMPIT As Syifa Boarding School Subang, Jawa Barat.

Raudya menulis suratnya kepada “Ultraman Pahlawanku”. Di akhir suratnya Raudya menulis, “Ultraman, mungkin kamu memang hanya tokoh pahlawan dalam sebuah film fiktif. Kamu memang tidak mungkin ada di negeri ini. Tapi, semoga saja ada sosok sepertimu di negeri ini. Sosok yang dapat membantu negeri ini. Sosok yang dapat menyelamatkan negeri ini. Sosok yang dapat memperbaiki negeri ini. Sosok yang memang bukan hanya ada di film hiburan bagi anak-anak”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun