Dahulu, seorang ayah menjadi tulang punggung utama keluarga yang sangat diandalkan. Seorang ayah menjadi tumpuan dan harapan utama keluarga dalam masalah ekonomi. Hal ini diakibatkan oleh adanya justisifikasi jika seorang laki-laki (Ayah) memiliki abilitas yang lebih, baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis untuk menanggung beban ekonomi keluarga.
Namun seiring bersemaianya semangat feminisme sekarang ini, kaum feminis menyuarakan tentang persamaan hak dan porsi antara perempuan dan laki-laki dalam upaya menafkahi keluarganya.Karena perempuan dianggap mampu menunjukan eksistensi dirinya dalam mengusahakan pencarian nafkah. Peran perempuan telah mengambil bagian dalam berbagai sektor ekonomi di berbagai bidang pendidikan, kesehatan, perbankan, dan yang lainnya.
Fenomena ini membawa pengaruh positif dan efisiensi perekonomian keluarga. Kebanyakan keluarga yang terdiri dari dua orang penyokong ekonomi rumah tangga (Ayah-Ibu) akan lebih terjamin dan lebih mapan. Dengan kekuatan finansial yang terjamin dan mapan, maka masa depan anggota keluarga juga diprediksikan terjamin, pendidikan sebagai social elevator anggota keluarga juga dapat mencapai taraf yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H