Tahun 2024 Sejarah Terkelam Bridge Indonesia
Oleh : Bert Toar Polii
Tahun 2024 tinggal hitungan hari akan berlalu dan jika itu terjadi maka akan menjadi catatan sejarah terkelam buat bridge Indonesia.
Mengapa? Karena tahun ini menjadi tahun dimana PB Gabsi tidak menggelar Kejurnas Bridge seperti biasanya termasuk Mukernas Bridge yang selalu diadakan dua tahun sekali pada tahun genap.
Selama ini PB Gabsi menggelar dua Kejurnas setiap tahun, yaitu Kejurnas Bridge  Antar Gabungan dan Kejurnas Bridge Antar Klub.
Kejurnas Bridge Antar Gabungan kemudian berubah nama menjadi Antar Kabupaten/Kota.
Antar kota dimulai pada tahun 1965 di Jakarta dengan memperebutkan Scorpio Bowl. Nama piala diambil dari nama perusahaan otomotif Scorpio motors dimana pemiliknya Alex Frans Logyantara yang menjadi pencetus event ini.
Tahun 1972 justru diganti menjadi Antar Gabungan dan Piala diganti menjadi Piala Presiden Soeharto mulai tahun 1969.
Pada mulanya, setiap regu terdiri dari kombinasi tiga tim empat-kawan dengan jumlah pemain minimum 12 orang dan maksimum 18 orang. Oleh karena jumlah peserta makin bertambah banyak, mulai tahun 1974 peserta dibagi dalam dua klasemen. Klasemen A terdiri dari delapan Gabungan terbaik hasil Kejurnas sebelumnya, dan sisanya di klasemen B. Tahun 1975, Sidang Pengda yang berlangsung di Banjarmasin, menambah jumlah peserta Klasemen A menjadi 10 Gabungan. Kemudian berdasarkan keputusan Kongres GABSI tahun 1980 di Baleendah, Bandung, sejak tahun 1982 setiap Tim Antar Gabungan terdiri dari kombinasi 2 tim empat-kawan, dan jumlah peserta klasemen A menjadi 16 Gabungan. Kongres GABSI 2010 di Batam kemudian merubah menjadi hanya satu pat-kawan. Namun tetap mempertahankan sistim pertandingan dua pat-kawan tapi hanya untuk Antar Propinsi.
Kejuaraan Antar Propinsi sendiri baru dimulai tahun 1995 di Kuta Bali dengan satu pat-kawan dan baru berubah jadi dua Patkawan tahun 2012 di Jakarta.