Kalender Turnamen Bridge 2023 Cukup Padat, Diawali Piala Kapolda SulbarÂ
Oleh: Bert Toar Polii
Lupakan kekalahan di Hongkong dan mari kita menatap kedepan untuk membuat olahraga bridge lebih bergairah.
Untuk mendapatkan pemain-pemain tim nasional yang mumpuni, turnamen bridge musti rutin digelar.
Selain itu klub harus diberdayakan dan Liga Bridge Indonesia yang telah sukses digelar oleh PB Gabsi lalu dan cukup berhasil perlu dilanjutkan.
Sebenarnya ketika diajak berdiskusi oleh Ketum PB Gabsi Syarif Bastaman seusai ia terpilih sebagai Ketum PB Gabsi masa bakti 2024-2028, ia telah mengutarakan, Liga Bridge Indonesia adalah program prioritas.
Malah ia menyampaikan sebagai mantan Pengurus PSSI ia akan meniru penyelenggaraan Liga sepak bola. Sekaligus ia akan membenahi klub bridge agar punya organisasi yang terdaftar dan diwajibkan memiliki kontrak dengan pemain ditambah setiap klub wajib membina pemain junior.
Nah dalam setiap kalender Liga Bridge Indonesia, setiap klub wajib memainkan pemain junior yang persentasenya nanti akan diatur.
Dengan adanya Liga Bridge Indonesia, kedepan tidak akan sulit mencari pemain untuk tim nasional yang terlatih.
Para pemain yang aktif di Liga yang nantinya akan dikirim mewakili Indonesia. Jika pemain yang aktif di Liga belum mencukupi baru diadakan seleksi. Pilihan seperti ketika menghadapi 53rd APBF Championship di Hongkong bisa dilakukan lagi jika dana yang terkumpul belum mencukupi. Diadakan seleksi tim dimana pemenang seleksi yang akan mewakili, Namun sebaiknya seleksi diadakan jauh sebelum event berlangsung dan pemenang seleksi diwajibkan mengadakan pelatihan terhadap pemain yang terpilih.
Sebaiknya untuk pembinaan, PB Gabsi lebih focus menangani usia dini misalnya U16 dan U21 sehingga dalam waktu dekat kita kembali bisa bersaing. Karena di kategori ini, waktu belajar dan pembinaanya tidak akan banyak berbeda dengan negara lain.