pandemi kembali terasa di awal 2024 ini. Tempat-tempat publik seperti sekolah, tempat ibadah, dan pusat perbelanjaan sudah kembali dibuka untuk pertemuan tatap muka. Kita tidak lagi diwajibkan memakai masker. Meskipun demikian, saya tetap memakai masker karena saya menemukan beberapa keuntungan lain saat memakai masker.
Adanya himbauan peningkatan kasus Covid-19 pada akhir Desember 2023 tidak membuat suasana ketatnya1. Saya Jadi Lebih Sulit Dikenali
Bukannya saya ingin menjadi anonimus untuk meretas mesin ATM, namun saya merasa dengan memakai masker, saya lebih jarang disapa orang. Ada kalanya saya hanya ingin ke mall atau supermarket dan langsung pulang setelah berbelanja tanpa harus berbasa-basi dengan orang lain yang mengenali wajah saya lalu menyapa.Â
Sebagai seseorang yang berusaha menghargai kehadiran orang lain namun tak senang basa-basi, saya merasa lebih baik tidak berinteraksi dengan orang lain sama sekali daripada timbul ketidaknyamanan akibat basa-basi yang tidak terlalu perlu. Untungnya, masker mengakomodasi batasan tersebut.
2. Menyelamatkan Citra Diri
Kita mengalami hal-hal tak terduga. Suatu ketika sebelum pandemi, saya pulang naik bus Transjogja. Berkat kelas yang terasa sangat panjang dan membosankan, siang itu saya merasa sangat lelah dan mengantuk. Bus yang ditunggu datang dan saya dapat tempat duduk di belakang jok pengemudi, menghadap selasar bus. Setelah beberapa halte pemberhentian, semakin banyak penumpang masuk dan suasana di dalam bus jadi lebih sesak.Â
Di saat yang sama kantuk saya semakin menjadi. Hal terakhir yang saya ingat di bus hari itu adalah terbangun dengan mulut menganga sesaat sebelum pemberhentian yang saya tuju dengan suasana bus yang masih sesak penumpang. Jika saja saya memakai masker saat itu, hati saya pasti lebih tenang. Maka, tidak ada salahnya saya bawa masker kalau naik transportasi umum.
3. Mencegah Candid
Beberapa tahun lalu, saya berjalan kaki sendirian di sebuah taman kota dan ternyata ada segerombolan anak muda labil yang motret orang-orang di jalan dengan kamera DSLR menggunakan lampu flash.Â
Saya termasuk salah satu orang yang wajahnya terpotret dari jarak yang relatif dekat. Saya jengkel memang, tapi saya juga malas menghadapi drama remeh seperti itu.Â
Soft file foto yang diambil tanpa consent itupun bisa saja disalahgunakan oleh anak-anak labil itu, meskipun hanya buat iseng sekalipun. Meskipun sudah lewat beberapa tahun, pengalaman itu tetap terasa menjengkelkan jika teringat. Belajar dari pengalaman bikin jengkel itu, saya pikir ada untungnya juga kalau saya memakai masker saat bepergian.