Dari rahim ibu yang bernama Jakarta
Lahir bermilyar kata-kata: revolusi, resolusi, Â reklamasi hingga resesi
Setidaknya di ceruk tetangga yang bernama Sembilangan
Tanah-tanah ciptaan telah menuliskan masa depan
Bertarung dengan bayang-bayang nelayan yang setia
Menjaring ikan dengan deru laju perahu kecilnya
Menyusuri tepian perairan dari teluk Jakarta memanjang hingga ke Karawang
Ombak telah benar-benar pecah
Tercacah investasi jantung yang menggantung
Di sela jaring-jaring dengan rantai pemberat yang telah berkarat
Ikan dan udang berkelindan di relung akar-akar bakau yang terendam
Sepoi udara bergaram mengantarkan salam
Dari segerombolan sampah yang berenang dengan irama zumba
Menari-nari di halaman sekolah yang dialiri sungai kecil
Di mana tengkulak menderukan perahu motornya yang berbau amis
Ikan dan udang menggelepar di perutnya
Menyapa dengan harga jual berlipat lebih jumawa
Membuat petani empang geleng-geleng kepala
Tak mampu membakar jenggotnya yang telah tiada
Dari Sembilangan menuju Jakarta
Berjudi dengan harga diri
Bekasi, 27 Juli 2024
*dimuat dalam Antologi AWWA 2024 "Renjana"