Kudatangikau, saat mimpi malam memeluk pagi mencium dini
menjual kisah lampau dengan imbalan angpao
mengungkap fakta-fakta cinta lama
bapak bangsa yang tega menyelingkuhi Pertiwi
kisah anak-anak negeri yang menjadi anak tiri
menjual panji-panji negeri di sela-sela sumpah mati
Ketika matahari bergerak genit di tanjakan zenith
anak-anak lahir tanpa tanah warisan
yang telah digadaikan oleh bapak-bapaknya
yang silau termanja memperebutkan singgasana
raungnya mengejar bayangan di lorong masa
anak-anak zaman bernyanyi di kuadran maya
Aku ingin kembali ke masa berjejak mimpi
kala padi bunting masih menguning
menghuni lahan persawahan di sisi pematang
kuletakkan harapan pada garis cakrawala usia
mungkin hanya kronologi tanpa isi
menggantung rasa, tersemat di dada cakrawala
Kubukukan kisah masa lalu, menukar harapan masa depan
dengan wawancara maya tentang kisah duka lara
sawah-sawah yang telah berubah wajah
ladang-ladang yang menjelma lahan tambang
dan wajah legam yang tergusur sepuhan aroma logam
payudara Pertiwi tak mampu lagi menutrisi
Bekasi, 4 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H