Cintaku Tertanam di Tepian Bogowonto (*1)
Tepian Bogowonto, senja masih melayungkan lembayung
menunggu matahari angslup (*2) meniduri matahati
butir-butir hitam kecacil, tergelincir di sela-sela garis pinggir
ceruk-ceruk menyuruk, menuliskan kembenan kisah basah
(biarlah aku bicara padamu dengan wajah palsu
menggiring rasa rindu mengungu cemburu)
Sang Pangeran dengan kuda tunggangan kesayangan
enggan dua kali menyeberangi tempuran (*3)
tak ingin terjebak dalam tempurung keadilan
yang tentu saja jauh dari jangkauan awan
(aku bicara tentang pengkhianatan
saat semua siasat telah tersesat menjadi hidangan lezat)
Dan bila waktunya kukembali menyambangi
sambutlah aku di seberang jalan, di mana dulu kita berkencan
cukup lambaikan tanganmu, melampaui batas waktu
sejarah akan bersusah payah mengubah kisah
(dan kali ini aku sengaja membohongimu, sayangku
karena waktu telah berlalu, membawa serta jantungku)
Maka tamatlah cerita perawan, cintaku tertanam di tepian
diiringi sendaren (*4) di persawahan: tentang layangan tewang (*5)
Bekasi, 2 Mei 2019
*1 nama sungai besar di wilayah kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
*2 terbenam
*3 pertemuan dua sungai
*4 bilah bambu yang dipasang pada layang-layang, terdengar nyaring bila tertiup angin
*5 putus talinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H