Mohon tunggu...
Berti Khajati
Berti Khajati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Alumni IKIP Muhammadiyah Purworejo (1998) dan SPs UHAMKA Jakarta (2021) menulis puisi, cerpen, pentigraf, cerita anak dan artikel nonfiksi lainnya bersama berbagai komunitas literasi di dalam dan luar negeri, mengabdi sebagai Kepala Sekolah di SDN Samudrajaya 03 Tarumajaya - Kab. Bekasi. Mempunyai quote "Filternya ada di dalam jiwa."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata Bumi

29 April 2019   15:53 Diperbarui: 29 April 2019   16:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air mata bumi menjelma mata air
mengaliri sungai nadi di segenap pulau dan benua
membelah dada dunia di luas laut dan samudera
rasanya berjuta pesona merekah bergincu merah
Matahari menyapa dengan radiasi rasa
menguapkan mantra-mantra pemanggil hujan
menautkan angan dan kenyataan
lewat kilat petir dan guruh yang menggelegar
Dulu pernah aku mendengar dongeng-dongeng hidrologi
tentang air mata bidadari yang meniti pelangi
namun kiranya hanya sekedar pengakal bocah
agar tertidur pulas sebelum rembulan pecah
Air mata bumi kini tak menjelma mata air lagi
sebab serapahnya telah meruah ke penjuru wilayah
syaraf-syarafnya telah tersumbat tumpukan sampah
meneriakkan tangis tanpa air mata lagi

Bekasi, 25 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun