Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo, Capres, "King Maker", atau "Jalan Ketiga"?

22 Februari 2018   07:41 Diperbarui: 22 Februari 2018   08:26 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: amazon.in/The-King-Maker

Hasil Pilkada DKI 2017 ternyata belum cukup memberikan keyakinan pada diri Prabowo Soebianto, pemimpin partai Gerindera untuk memastikan dirinya calon presiden 2019. Jika Pilkada Serentak 2017 berbumbu "pilkada rasa pilpres", terutama kentalnya "rasa pilpres pada pilkada DKI" (2018), pertanyaannya "Mengapa bumbu pilkada serentak 2018 "hambar rasa Pilpres?"

Memang, Pilkada DKI 2017 jadi salah satu barometer politik penentu pilihan (warga) daerah terhadap pasangan calon presiden wakil presiden (capres-cawapres) 2019, sehingga pilkada serentak 2018 lebih tampil sebagai 'silent strategy' partai peserta pemilu 2019 untuk memperkokoh capres-cawapres idamannya.

Secara nasional cukup menonjol bahwa partai-partai politik peserta pemilu 2019 - kecuali Gerindera, Nasdem atau PPP yang sudah beriklan dengan capres-cawapresnya, dan sudah barang tentu the ruling party PDI-P. Sementara,  partai-partai peserta Pemilu 2019 baru belum/tidak memunculkan figur capres baru perhelatan akbar 2019.

Ternyatalah, hasil pilkada DKI 2017 belum cukup jadi barometer bagi Prabowo, seperti pilkada DKI 2012 yang sempurna mendongkrak popularitas capres-cawapres Jokowi-JK ke tampuk presidensial 2014.

Gerindera Menunggu, Prabowo Mengulur

Internal partai Gerindra sudah meminta langsung kesediaan Prabowo, namun belum ada jawaban dari mantan menantu Presiden ke-2 RI Soeharto itu. "Kata 'bersedia' itu sedang kami tunggu, tapi isyarat akan maju sudah kami tangkap," ujar dia.

Menjelang 2019, kader Partai Gerindra kembali mendorong Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden. Gerindra juga optimistis bisa meraih suara lebih banyak dan menjadi partai pemenang pemilu. Moto yang gencar disuarakan Partai Gerindra adalah 'Prabowo Presiden, Gerindra Menang'. Lembaga-lembaga survei masih belum cukup meyakinkan seorang figur Prabowo, sosok teratas capres yang bisa rematch dengan capres petahana presiden Joko Widodo.

Jika melihat hasil survei sejumlah lembaga, Prabowo memang masih menjadi pesaing terkuat Jokowi. Survei terakhir Poltracking pada 27 Januari-3 Februari 2018, misalnya. Saat responden tak diberi pilihan jawaban, nama Jokowi dipilih 45,4 responden, sementara Prabowo 19,8 persen. Sementara calon lainnya tak ada yang mendapat angka 1 persen.

Dalam simulasi head to head, Jokowi mendapatkan 57,6 persen, sementara Prabowo 33,7 persen. Survei Poltracking juga menempatkan Gerindra pada posisi kedua parpol dengan elektabilitas tertinggi.

Gerindra berhasil menyalip Golkar dengan mendapat 13,4 persen suara meski masih kalah jauh dari PDI-P dengan 26,5 persen. Sejauh ini, belum ada pernyataan atau deklarasi resmi Prabowo akan kembali bertarung di pilpres.

Meski demikian, Prabowo sudah memberikan isyarat dalam sambutannya di perayaan HUT Ke-10 Partai Gerindra, Sabtu (10/2/2018). Prabowo mengatakan, "...jika rakyat berkehendak dirinya maju lagi dalam pilpres mendatang, harapan itu tak boleh ditolak." Kalau memang dibutuhkan oleh rakyat yang menuntut, meminta, dan kami memang diberi kesehatan oleh Tuhan, kemampuan, ya, kami tak boleh mengingkari harapan rakyat," ujar Prabowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun