[caption id="attachment_174505" align="alignleft" width="300" caption="Wamen Perindustrian Prof. Alex Retraubun dan Rumput Laut (Foto Repro dari Metro-TV)"][/caption] Penggunaan bioaktif alami berbahan dasar rumput laut yang diimpor dengan harga mahal, menjadi mimpi sekaligus kritik diri bangsa ini yang relatif belum memajukan industri hilirnya untuk meningkatkan raw-material bernilai tambah secara ekonomi. Hal ini tersirat dalam komentar normatif yang disampaikan Wamen (Wakil Menteri) Perindustrian Prof. Alex Retraubun dalam acara Wide Spot, Metro-TV (Jumat, 13/4, pkl 15.15).
“Sebelum 2010, rumput laut Indonesia telah menguasai 50% pasar internasional. Sejak saya menjabat wakil menteri (pada Kementerian Perindustrian) telah dicanangkan program produksi masal Rumput Laut dengan target meningkatkan bukan hanya kuantitas, tetapi mendesain industrialisasi pengelolahan rumput laut untuk meningkatkan added value-nya”, demikian Alex Retraubun.
Potensi rumput laut Indonesia dapat memberikan sumbangsih ekonomi yang sangat besar bagi pembangunan ekonomi Negara RI yang berbasis ekonomi kerakyatan secara nyata dan luas. Sebagai negara penyumbang 50% pasar rumput laut di dunia sebelum tahun 2010, Indonesia masih dapat terbuka menjadi penghasil nomor satu dengan nilai tambah dengan perbaikan teknologi industri hilirnya.
“Berbicara sebagai Wakil Menteri Perindustrian, saya harus menyampaikan program terpadu dan saling bersinergi antara Kementrian Perindustrian dan Kementerian Perikanan-Kelautan. Karena saya pernah menjadi Dirjen pada Kementrian Kelautan dan Perikanan, mensinergikan keterpaduan kedua kementrian ini untuk kepentingan nasional menjadi relatif lebih mudah,” ujar mantan Dirjen Pesisir dan Pulau-pulau pada Kementerian dan Kelautan sebelum menjabat wakil menteri.
“Rumput laut akan memiliki added value yang luar biasa, bila industi hilir kelautan digenjot dan mendapat dukungan terbuka Pemerintah dan kreatifitas masyarakat pesisir dan pulau-pulau (kecil). Kita tidak dapat menghasilkan kuantitas rumput laut dalam jumlah besar dengan harga yang tetap rendah."
"Berton-ton rumput laut dapat diolah lebih baik sebelum diekspor. Jika konsistensi produksi bisa terus dipertahankan pada masa yang akan datang, proyeksi untuk menghasilkan bioaktif alami berbasis rumput laut dapat ditingkatkan secara berlipat dan berdampak luas pada ekonomi kerakyatan,” demikian Wamen Perindustrian Prof. Alex Retraubun.
Bioaktif alami dari rumput laut dapat digunakan untuk pelbagai turunan kebutuhan harian, seperti pasta gigi, mentega, sabun, dan kebutuhan lainnya. Indonesia menyimpan potensi raksasa ekonomi yang masih tidur lelap, karena terobosan yang belum banyak dilakukan. Menanggapi penelpon dari Makasar, Ibu Nurlela yang telah menanam rumput laut yang langsung dikonsumsi, Alex Retrau menyambut penuh semangat dan menilai positif kreatifitas penemuan jenis rumput laut yang langsung dapat dikonsumsi tersebut.
Foto: Reproduksi BBR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H