Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Charlie Chaplin, Korban FBI?

19 September 2011   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang Amerika negara paling perduli dengan HAM? Charlie Chaplin adalah salah satu korban aksi intelijen AS. Tanggal 19 September 1952, atau 59 tahun silam, ketika deklarasi Hak Azasi Manusia belum berusia remaja di New York, pelawak legendaris Charlie Chaplin justeru ditolak masuk kembali ke rumahnya, di Hollywood, Amerika Serikat, hingga penuntasan investigasi terhadap dirinya. Chaplin lahir di London, Inggris tanggal 16 April 1889, dan meninggal di Vevey, Swiss tanggal 25 Desember 1977.

Pelawak dan pantomim kawakan itu baru turun dari KapalPesiar Queen Elizabeth bersama isterinya dan empat putera-puterinya ke Amerika, ketika peristiwa itu berllangsung. Ketika kapal masuk dok di New York, Chaplin dan keluarganya menggunakan kapal lainnya ke Inggeris, dan akhirnya pindah ke Swiss hingga ajal menjemputnya.

Chaplin, Korban FBI?

Meskipun mulai terkenal di Amerika lewat karya layar bisu, Chaplin tidak pernah menjadi warga negara Amerika. Charlie pertama kali mendapat perhatian Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika pada awal 1920-an karena pandangan politiknya yang kekiri-kirian. Asisten Direktur FBI J Edgar Hoover menulis dalam memonya, bahwa Chaplin adalah salah satu bintang Hollywood yang menjadi ‘kamar Blsheviski’. Penyidikan terhadap Chaplin ditingkatkan setelah film Modern Times (1936) dan The Great Dictator (1941).

Chaplin kemudian dituduh melakukan ‘perbudakan putih’ (white slaverry) dan telah melanggar hak sipil artis Joan Barry. Kasus ini bergulir tahun 1943 di California. Chaplin dituduh melanggar UU 1910 Mann, yang menyebut soal ‘White Slave Traffic Act”. Semangat UU itu federal itu adala melarang adanya pengambilan wanita dari mana pun di Negara bagian dengan tujuan tidak bermoral. UU ini dimaksudkan untuk melarang prostitusi dan human trafficing. Investigasi itu dilakukan untuk kegiatan yang disangkakan terhadap Chaplin di tahun 1943-1945. Namun, karena tidak terbukti dan Caplin dibebaskan dari segala tuduhan.

Tidak ada sumber yang menjelaskan 'gangguan' inteligen terhadap kegiatan entertainnya. Tapi, tindakah FBI tampaknya berlebihan. Figur publik Charlie hampir pasti terganggu karena sikap FBI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun