Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Esai: Semangat 100.000 Trilyun

15 Maret 2010   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_94431" align="alignright" width="300" caption="Suasana Pemakaman Dulmatin (KOMPAS/Siwi Nurbiajanti"][/caption] Untuk menyatakan bahwa orang yang benar-benar ditembak di Pamulang, Tangerang, Jawa Barat adalah Dulmatin,  Kapolri Bambang Hendarso Danuri menegaskan bahwa kebenarannya pernyataannya itu, satu berbanding seratus ribu trilyun. Kalau ditulis dalam angka menjadi, 1: 100.000.000.000.000.000,- Dulmatin adalah orang paling dicari dengan angka uang Negeri Presiden Obama sebesar U$ 10.000.000,- (sepuluh juta dollar AS) atau Rp. 91.500.000.000,- (sembilan puluh satu milyar lima ratu juta), jika kurs U$1/Rp.9.150,-. Orang tidak begitu menaruh perhatian pada peng-angka-an kepastian identitas Dulmatin. Hanya ada beberapa yang mencoba bertanya, entahkah Pemerintahan Barack Obama jadi memenuhi janjinya dengan menyerahkan sejumlah uang Rp.91.500.000.000,- itu? Dan kalau nantinya jadi diserahkan, entahkah ada pengumumannya, seperti saat mengumumkan "Nilai Buronan" Dulmatin? Angka ini Rp.91.500.000.000,- hanya dimiliki segelintir orang Indonesia. Termasuk segelintir orang nasabah Bank Century. Oleh Ketua Asosia Perbankan Indonesia, konon tidak ada satu sen pun dari Rp. 6,760.000.000.000,- atau 6,7 trilyun itu yang hilang. "Semua dana itu masih ada di Bank Mutiara!" tegasnya menjelang Pansus Century. Awal tahun 2009, atau sebelumnya, mulai diumumkan ke media Indonesia, bahwa hutang luar negeri Indonesia telah mencapai Rp. 2000 Trilyun lebih atau Rp. 2.000.000.000.000.000,-. Hutang Indonesia bertambah, karena perubahan kurs maupun masih dibutuhkannya hutang luar negeri untuk mendorong pembangunan. Menarik untuk menyandingkan pula angka kekayaan Presiden dan wakil Presiden RI Indonesia seperti belum lama ini diumumkan. Presiden SBY memiliki kekayaan kurang dari Rp.10 milyar, atau 10.000.000.000,- Bila dibandingkan dengan angka APBN, maka kekayaan Presiden SBY hanya sebesar hanya senilai 0,001 persen jika dihitung dari APBN tahun 2009 yang senilai lebih dari Rp. 1.000 Trilyun. Sementara Wapres yang memiliki kekayaan lebih besar, kurang lebih Rp.20 milyar, atau Rp. 20.000.000.000.000,- menjadi sebesar 0,002 dari APBN. Kalau harus membanggakan secara acak belaka, bahwa siapa pernah memiliki keterkaitan dengan angka terbanyak, entahkah George Soros yang memiliki harta,  tampaknya Dulmatin yang memiliki keakuratan originalitas identitas gen sebagai buron yang ditewaskan, ia memiliki nilai Rp. 91.500.000.000,- plus 100.000 Trilyun akurasi. Dulmatin menyandang angka fantastik. Entahkah semua hal hanya dikejar dan diukur dengan angka? Itu hal yang lain. Anak terlantar di negeri kita dilaporkan mencapai kurang lebih 5 juta (5.000.000). Sementara pendapatan per hari hampir seperdua penduduk Indonesia, hanya U$2/per hari atau kurang lebih Rp. 20.000,-. Dalam menyambut hari Raya Nyepi, raksasa jahar ingin dikalahkan. Gambaran dari godaan kehidupan yang menyesatkan. Juga ketika kaum Kristen, khusus Katolik merayakan masa Prapaskah. Pesan spiritual yang mengandung esensi dasar yang sama, ketika Lebaran 2009 lalu, pesan moral-spiritual-sosial yang terkenal itu perkenankan diulangi: Jika ingin semua lebih pasti, meyakinkan, dan dimulai dengan kebesaran jiwa, "Mari, kita mulai dari nol, ya "0".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun