Mohon tunggu...
Ms. Talita
Ms. Talita Mohon Tunggu... -

Just Wanna Be My Self

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapa yang Menghilangkan Direktur Bank Artha Graha?

6 Juni 2014   19:51 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00 2600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar hilangnya Direktur Bank Artha Graha Wisnu Tjandra cukup mengejutkan. Mantan suami Peggy Melati Sukma itu dilaporkan hilang oleh sang kakak, Anastasia Sintowati semenjak tidak ada kabarnya hingga Selasa, 13 Mei 2014. Menurut polisi, pada tanggal 11 Mei, sekitar pukul 23.00, adalah terakhir kali Wisnu melakukan komunikasi dengan keluarga. Waktu itu dia mengabarkan sedang di taksi dan menuju Sarinah. Dari saat itu, Wisnu sudah tidak pernah melakukan komunikasi dengan siapa pun, termasuk keluarga dan rekan kantornya. Semua alat komunikasi yang dia miliki terputus.

Apakah hilangnya Wisnu lantaran ada penculikan? Kalau benar, siapa dalang di balik penculikan itu. Pihak keluarga sendiri belum mendapat kontak berupa ancaman dan pemerasan uang tebusan. Mungkinkah Wisnu menghilangkan dirinya sementara untuk semata menghindari kesibukan dan kejenuhan pekerjaan atau beban masalah pribadinya?

Menarik untuk melihat siapa orang di belakang Wisnu. Mungkin sudah jadi rahasia umum pula bahwa Wisnu sesungguhnya termasuk bawahan dari konglomerat Tomy Winata. Selama ini, publik mengenal sosok taipan muda dan digdaya itu disinyalir memiliki dukungan dari bisnis remang-remang: dari judi, dan obat bius. Di balik kharisma penampilan luarnya, ada sisi kekejaman yang tak segan ditunjukkan bagi orang-orang yang berani menandinginya.

Di Indonesia ini, bisa dibilang ada dua sosok konglomerat yang untouchables, alias tak tersentuh hukum. Selain Tomy Winata, yang satunya adalah James Riady. Perlu diketahui bahwa James Riady juga dikenal sebagai donatur untuk kampanye elit-elit politik. Bahkan ada yang mengatakan bahwa James Riady ini pernah menyumbang dana ke kubu Clinton dan Barrack Obama tatkala menjelang pilpres di Amerika. Kedua sosok, baik Tomy Winata dan James Riady merupakan dalang dari segala dalang. Mereka pemodal besar yang rela melakukan segala cara dan menggelontorkan dana berapa pun agar kepentingan-kepentingan mereka terealisasi.

Kembali ke sosok Tomy Winata sebagai 'atasan'-nya Wisnu. Mungkin kita ada yang pernah mengingat kasus video porno Ariel Peterpan yang melibatkan Luna Maya serta Cut Tari. Kasus itu tidak akan membesar jika tidak ada campur tangan Tomy Winata di balik layar. Banyak orang menduga bukan cuma video bersama dua aktris itu saja yang ada dalam laptop Ariel yang katanya dicuri orang. Namun dari desas-desus, yang paling membuat kasus Ariel bisa seheboh itu adalah bahwa di antara sejumlah perempuan yang pernah 'bersama' Ariel, ternyata ada 'selir'-nya Tomy Winata. Namanya tidak dibeberkan ke publik. Tapi hal itu yang membuat kemarahan TW meledak sehingga dia menggunaan segala daya dan kuasa yang dimilikinya untuk benar-benar memberikan 'pelajaran' bagi vokalis band itu. Tidak boleh ada yang coba main-main atas kekuasannya.

Lalu bagaimana dengan Wisnu Tjandra? Apakah ada kesalahan yang diperbuat Wisnu terhadap TW, atau lawan bisnis TW? Entah. Namun dari gosip di antara kalangan sosialita, bisa jadi antara persoalan perempuan atau uang. Bagi konglomerat yang sudah bertahta di atas segalanya, cuma wanita dan harta yang paling penting. Jika benar ada persoalan antara TW dan Wisnu, yang paling mungkin ada persoalan bisnis, alias uang. Itu yang memicu kemarahan TW apabila sebagaimana dibilang di surat kabar bahwa hilangnya Wisnu bukan hilang biasa. Namun apakah TW atau orang lain, masih misterius.

Apakah polisi mampu membongkar kasus ini? Saya kira tidak. Justru bisa jadi dialihkan menjadi kasus pidana dengan pelaku yang asal comot. Sebab, sebagaimana mafia-mafia di Amerika pada zaman Alcapone, atau di negara-negara lain yang dominasi kartel demikian kuat, polisi adalah institusi yang tidak berdaya. Belum lagi jika ada uang-uang yang mengalir untuk membungkam. Semisterius apa? Kita tidak pernah tahu, sedangkan mereka-mereka yang berkuasa sesungguhnya selalu kebal hukum. Indonesia adalah rimba besar dari Sabang sampai Merauke.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun