Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Masalah Besar yang Dialami Media

3 Maret 2018   18:00 Diperbarui: 3 Maret 2018   18:39 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan berjalannya waktu, ketergantungan orang terhadap teknologi semakin tinggi. Salah satu alat yang menjadi populer adalah media sosial. Dengan media sosial segala sesuatu menjadi praktis, kita dapat mendapat banyak informasi hanya dengan sekali tekan tombol. Media sosial juga mulai sering dipakai murid-murid untuk kepentingan sekolah. 

Bahkan sehari tanpa menggunakan media sosial terasa sangat hampa, bukan? Tetapi dengan perubahan yang besar, akan muncul masalah yang besar juga. Semua orang dapat bebas menulis apa saja yang mereka mau di media sosial, hal ini tidak akan menjadi masalah jika semua orang mengerti batasan-batasan yang harus dijaga ketika hendak menulis postingan. Kita dapat dengan mudah menemukan komentar-komentar yang tidak pantas.

Dengan sangat mudah pengguna media sosial dapat membuat ujaran kebencian terhadap suatu topik atau seseorang. Topik yang sangat sensitif adalah hal yang meliputi SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan). Ada juga yang disebut berita bohong atau sering disebut hoax. Selain itu, banyak korban dari media sosial yang tidak melakukan kesalahan apapun tetapi dihujani dengan komentar negatif seperti diskriminasi karena fisik tubuh. 

Tidak jarang juga terjadi yang namanya "Cyber Bullying" yaitu suatu tindakan pelecehan terhadap seseorang melalui internet, banyak dari korban-korban bullying ini yang mengalami depresi berat dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dengan sangat mudah seseorang dapat dijatuhkan dan dicemarkan nama baiknya melalui sosial media.

 Salah satu contoh korban ujaran kebencian yang populer adalah Amanda Todd, ia melakukan video call dengan seseorang yang tidak dikenal dan orang itu menguntitnya, 1 tahun kemudian orang itu menyebarkan foto Amanda yang sedang telanjang dada. Amanda telah pindah sekolah sebanyak dua kali dan penguntit itu tidak berhenti menyebarkan foto tersebut, akhirnya Amanda memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Kita dapat melihat bahwa ini masalah yang sangat serius dan membutuhkan penanganan.

Beberapa jejaring sosial terkenal seperti Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, Youtube, dan lain-lain sedang melakukan upaya untuk mengurangi aksi pengujaran kebencian. Namun masalah ini bukanlah masalah yang dapat diatasi dengan mudah.

Hal yang dianggap tidak pantas di setiap daerah berbeda-beda, sesuatu yang dianggap biasa saja di Indonesia bisa jadi sangat tidak sopan di luar. 

Oleh sebab itu hukum yang mengatur komentar-komentar di media sosial ini masih sangat tidak stabil. Di aplikasi sosial kita sering melihat tombol "report" untuk melaporkan hal-hal yang tidak pantas, tetapi banyak orang yang menyalah gunakan tombol itu sehingga laporan semakin lama sampai (bisa sampai berbulan-bulan). Masalah ini sangatlah serius dan membutuhkan hukum dan prosedur yang lebih jelas dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun