Pringsewu, Berbicara tentang jalur rempah Nusantara (Indonesia) tentu tak bisa lepas dari konteks kekayaaan Indonesia dengan situasi lingkungan dan sejarah yang mengiringinya. Kepulauan Indonesia baru terbentuk yakni pada 10.000 tahun yang lalu. Sebelumnya, lebih dari separuh wilayah Indonesia tertutup es. Wilayah yang tak pernah memiliki daratan adalah wilayah Wallacea yaitu wilayah pada bagian tengah dari Tanah Sunda sampai dengan daerah Sahul.
Wilayah ini tentunya memiliki pengalaman lebih banyak berkaitan dengan maritim dan perdagangan, jika dibandingkan dengan wilayah lainya. Setelah es mulai mencair, perdagangan dimulai. Kepulauan Nusantara jugan di wilayah Khatulistiwa yang menyebabkan adanya dua musim dan zona hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayatinya.
Daerah Wallacea adalah salah daerah yang memiliki keanekaragaman hayati berharga tinggi yang menarik perhatian Dunia, salah satunya dengan adanya berbagai tanaman endemik di wilayah ini misalnya cengkeh, dan pala namun banyak juga bibit tanaman dari wilayah lain yang tumbuh subur di wilayah Indonesia misalnya lada.  Adanya angin muson turut serta membentuk keanekaragaman hayati di Nusantara. Angin muson tersebut  juga membentuk budaya bahari, yakni dengan terjadinya pelayaran ke wilayah Indonesia.
Indonesia dengan jalur rempahnya merupakan jejak peradaban dunia, Perdagangan rempah di Nusantara (Indonesia) telah banyak meninggalkan jejak peradaban berupa situs sejarah, ritus budaya, hingga berbagai produk budaya yang terinspirasi dari alam Nusantara yang kaya. Pada masa lalu orang-orang berbondong-bondong ke Nusantara  dari berbagai Bangsa di dunia, tidak semata untuk berdagang, namun juga untuk membangun sebuah peradaban Bangsa.
Rempah-rempah ini bukan hanya sekedar sebagai komoditas perdagangan saja namun juga merupakan sebuah koridor budaya, di mana pertukaran dan pemahaman antarbudaya telah terjadi dalam perdagangan rempah di jalur rempah tersebut. Dimana pada proses perdagangan terdapat berbagai keragaman yang ada dan terjadi pertukaran berbagai budaya sehingga tercipta keberagaman menuju sebuah peradaban maju suatu bangsa.
Indonesia tentunya memiliki peranan penting sebagai jalur rempah, sehingga pada tahun 2017 yang lalu, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengusulkan agar jalur rempah menjadi Warisan Dunia UNESCO. Pengajuan ini berdasar pada gagasan bahwa rute tersebut adalah titik fokus pertukaran pengetahuan dan budaya dan menjadi jejak peradaban bagi Bangsa-Bangsa di Dunia.
Alasan Indonesia untuk mengapa jalur rempah Nusantara pantas menjadi warisan dunia UNESCO. Karena Jalur ini merupakan titik temu diplomasi budaya yang dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat maritim dunia. Posisi Indonesia sebagai jalur rempah-rempah di tunjang dengan wilayah strategis yang dilalui 2 samudera yakni Samudera Hindia dan Samudra Pasifik, juga berada di wilayah poros dunia dengan adanya tiga benua besar yaitu Asia, Afrika, dan Eropa yang mengelilinginya. Tentunya hal tersebut membuat Indonesia memiliki jejak peradaban Dunia. Sedangkan menurut penelitian, Asia memiliki sekitar 400 lebih spesies berupa  tanaman rempah dalam skala Dunia. Sedangkan untuk Asia Tenggara, jumlahnya mendekati sekitar 275 spesies. Kita sebagai bagian dari Bangsa Indonesia turut berbangga dengan kekayaan rempah yang terdapat di Indonesia.
Kekayaan rempah Indonesia telah menarik minat bangsa - bangsa dunia untuk datang berbondong-bondong ke Indonesia. Tak terhitung lagi berapa banyak rempah-rempah yang telah digunakan selama berabad-abad di berbagai belahan dunia ini, Â baik sebagai obat, makanan, kosmetik, bumbu masakan, bahan pembuatan rokok kretek. hingga pengawet. Rempah - rempah telah menjadi komoditas yang sangat berharga dengan beribu manfaatnya. Begitu banyak tanaman rempah yang tumbuh di Indonesia, beberapa di antaranya yaitu pala/Myristica fragrans, cengkeh/Syzygium aromaticum, kapur barus atau kamper, Lada/Piper nigrum telah diperdagangkan selama berabad-abad.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa jalur rempah Indonesia seperti misalnya Pelabuhan Barus di Sumatera Utara diperkirakan ahli sudah berusia lebih dari 5000 tahun, hingga zaman kerajaan di Nusantara dengan bandar, seperti misalnya di Lamuri, Bengkulu, Padang Sumatera barat, Lampung, Banten, Tuban, Jepara, Gresik, Banjarmasin, Makassar, Bali, serta Ternate-Tidore  Maluku semuanya terjadi karena adanya aktivitas perdagangan rempah sejak dahulu kala.
Jalur Perdagangan rempah global di wilayah Asia, India--Nusantara--Tiongkok, yang melalui perairan Hindia hingga Pasifik telah menciptakan jejak peradaban.  Nusantara dari masa ke masa telah menjadi daerah strategis karena terletak di sepanjang jalur maritim tersibuk di dunia, Nusantara merupakan daerah strategis yang amat penting dan tujuan perdagangan selama ribuan tahun. Sehingga menyebabkan lalu lintas laut yang padat ke Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, Eropa yang  akhirnya muncul banyak peradaban dari aktivitas/interaksi yang dilakukan, bertukar pengetahuan, pengalaman, dan budaya. Selanjutnya jalur rempah menjadi tempat silaturahmi antar bangsa di dunia sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya yang mempertemukan berbagai ide, konsep, gagasan, melampaui konteks ruang dan waktu yang dipertemukan oleh sungai, laut, dan samudra raya.