Mohon tunggu...
Denie Denie
Denie Denie Mohon Tunggu... karyawan swasta -

085252615026 nomor hape saya, domisili di Sambas, Kalimantan Barat. Mau nulis apa saja, kapan saja dan di mana saja ...salam

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berburu Es Batu

27 Juli 2012   01:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Segaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr"][/caption]

Sebelum kulkas menjadi jamak, es batu menjadi barang istimewa bagi saya, terlebih ketika masuk waktu berbuka puasa. Rasanya hambar jika buka puasa tak menggunakan es batu pada minuman untuk berbuka. Itulah kenangan waktu masih kecil..

Waktu berbuka masih lama, lepas Ashar aku sudah bersiap di depan cermin, dandan seadanya. Sore ini seperti biasa, aku dan teman – temanku di kampung akan berburu Es Batu. Tahun 1990 –an, di kampungku tak banyak yang memiliki alat pendingin, untuk mendapatkan Es Batu, kami harus berjalan sekitar 90 menit, menyusuri perkebunan untuk sampai ke kampung sebelah, di mana ada pabrik Es Batu.

Perjalanan dimulai, cukup uang 500 perak waktu itu, aku sudah bisa membawa dua balok kecil Es Batu. Jika waktu tak cukup tersedia, kami harus melakukannya dengan berlari. Aku dan kawan – kawan sudah kenal benar dengan medan yang harus kami lewati, sesekali kami mencoba berbagai jalan alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh.

Kadang kami harus melompati kubangan kotoran sapi, atau kawasan yang sedikit basah dan licin. Tidak jarang aku dan kawan – kawan jatuh, karena terpeleset. Atau terkena kotoran sapi akibat ulah jahil kawan – kawan yang lain. Biasanya jika kami menemukan kotoran sapi, seseorang diantara kami sudah menunggu di depan, begitu kami lewat di dekat kotoran sapi, dengan cepat ia menendang kotoran sapi ke arah kami. Sontak saja kami berhamburan menghindari percitan kotoran sapi itu. Jika nasib kurang beruntung, setidaknya ada satu atau dua orang yang harus mandi untuk kali kedua, karena pakaian yang kotor terkena kotoran sapi.

Terkadang kami juga memilih menyusuri sungai kecil sambil memasang kail, kail itu kami biarkan selama kami melanjutkan perjalanan berburu Es Batu. Jika kami mendapat untung, kadang kami membawa beberapa ekor ikan gabus untuk menambah menu berbuka puasa. Inilah kehidupan kecil di bulan ramadhan, kami berburu Es Batu. Kadang kami terpaksa harus membagi perolehan Es Batu, karena hasil buruannya tidak memadai untuk dibawa pulang. Sesampai di rumah, kami siap berbuka puasa. Es Batu itu terasa segar, bukan karena dinginnya, tetapi juga karena kami berkeringat untuk berburu Es Batu tersebut. Terima kasih kepada ayah dan ibu di kampung, sedia memberi uang 500 rupiah setiap hari, dan itu jadi bekal untuk memburu Es Batu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun