Jika kita diminta menyebutkan berapa jumlah madrasah di Kabupaten Sambas? Saya yakin anda bias menjawabnya dengan tepat dan bahkan dengan cepat. Pertanyaan dilanjutkan, bagaimana dengan madrasah ibtidaiyah? Berapa jumlahnya? Ehm ..anda bisa cepat menjawabnya dan dengan tepat pula. Kenapa? Karena memang jumlahnya relative bisa dihitung dengan jari tangan. Persoalan lainnya ternyata tak cukup sekedar berapa jumlahnya, tetapi yang ada sekarang ini, berapa yang sudah terakreditasi secara formal? Bagaimana kemampuan gurunya? Fasilitasnya? Etc lah.
Mis Matlawul Anwar Sekura adalah salah satu dari potret pedidikan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Sambas. Sekolah yang didirikan tahun 2007 ini, kini menampung 98 siswa, dengan ruang kelas minimalis, satu kelas hanya cukup diisi oleh belasan siswa saja. Sekat ruangan antar kelas sesungguhnya hanya papan dengan ruangan atap tetap terbuka.
Jika anda mengajar di kelas 3, setidaknya anda akan mendengar suara guru yang mengajar dari semua kelas yang ada. Artinya suasana belajarnya tidak kondusif. Pada saat didirikan, sekolah ini hanya beratap ilalang dan berdinding kayu kasau, yang artinya anda akan melihat semua kelas dari ujung ke – ujung.
Belum lagi MIs Muhammadiyah. Sekolah yang dibangun tahunn 1980-an ini, telah menelurkan banyak tokoh masyarakat di Dusun Mengkayar Desa Mawar Sekuntum Kecamatan Teluk Keramat, Sambas. Bangunan ini terdiri dari 6 lokal, yakni 5 lokal untuk proses belajar mengajar, 1 lokal untuk ruang guru, kepala sekolah dan perpustakaan sekolah seadanya.
Menurut Kepala Sekolah Mis Muhammadiyah, bantuan yang diterima dari pemerintah relative minim. MIs Muhammadiyah pernah mendapatkan bantuan dua local seharga 240 juta. Menurutnya, biaya sebesar itu sesungguhnya bisa untuk 6 lokal, namun ternyata …tak sesuai dengan harapan; 2 lokal setara dengan 6 lokal.
Kini ruangan kelas sudah lapuk dimakan usia, dan ada satu ruang yang kini tidak dipakai karena tidak memungkinkan, beralas tanah dan seringkali proses belajar mengajar bersama ayam yang masuk lewat atap sekolah. Mis Muhammadiyah ini juga pernah vakum (alias kosong) selama hamper 5 tahun, kini dihidupkan kembali oleh sang pendiri, yakni Kepala Sekolah Mis Muhammadiyah. MIs Muhammadiyah menampung siswa 127 siswa dari kelas I hingga kelas VI.
Inilah Madrasah Ibtidaiyah ..sesuatu yang ironis untuk ukuran Serambi Mekkah. Padahal menurut hemat saya, keberadaan Madrasah Ibtidaiyah menjadi dasar pemahaman keagamaan yang baik, bagi generasi penerus kita, setidaknya relative jauh lebih mapan kurikulum agamanya dibandingkan dengan sekolah dasar umum lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H