Amat penting untuk meneliti dan menelaah kembali tentang kesesuaian kata Diin dan agama sehingga penggunaan kata Diin tidak disalah tempatkan menjadi pembahasan yang cenderung kasus privat, padahal Diin bicara hukum yang bersangkutan dengan pengaturan Publik.Â
Segala apa yang tertulis dalam kitab suci tentang Diin sangat lemah kesesuaiannya jika diartikan dengan kata agama. Karena Diin bukan agama, dan agama bukan Diin. Diin bicara tentang Kepatuhan dengan segala konsekwensi hukum, sedangkan agama bicara perasaan manusia yang bisa diputar balikkan untuk kepentingan individu bahkan politik bagi kelompok tertentu. Ia sulit untuk dijadikan standard bagi seluruh umat manusia, dan sulit dibakukan penerapan serta konsekuensinya karena perasaan masing-masing manusia cenderung berbeda, tergantung misi apa yang ada di kepalanya.
Kepatuhan manusia terhadap hukum-hukum Nya adalah pasti serta harus dijalankan, jika ras manusia tidak ingin punah dan dilibas oleh hukum alam karena ketidak-taatannya. Ia tidak dapat larut hanya karena merdunya lantunan bunyi firman-firman Nya yang sangat kaya akan bahasa hikmah dengan selaksa makna perumpamaan nya.
Maka, apakah kita sudah ber Diin Al-Islam?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H