Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid19, Jokowi Belah Durian

5 April 2020   12:57 Diperbarui: 5 April 2020   14:55 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi ketidaktegasan pemerintah dalam pembatasan mudik/pulang kampung yang biasanya terjadi beberapa waktu lagi. Seolah pemerintah tidak mengambil pelajaran tentang wabah di Wuhan. 

Bahwa wabah di China yang bisa menyebar ke banyak tempat seperti Guangzhou, Shenzhen, Zhongshan, Shanghai, dll, awalnya disebabkan orang-orang yang bekerja di kota Wuhan, mudik ke daerah-daerah tersebut. 

Sehingga penularannya meluas dan cepat. Maka pemerintah China langsung me Lockdown/Karantina total kota Wuhan sehingga tidak ada yang keluar atau masuk dari dan ke kota tersebut.

Bukankah Jakarta adalah kota yang paling banyak terpapar virus Corona, awalnya. Mengapa Jakarta tidak di karantina total. Jangankan karantina total, warga yang bekerja di Jakarta dibiarkan kembali ke kampung masing-masing dengan bebasnya. 

Bukankah ini akan mengulangi peristiwa Wuhan? Yang ada hanyalah himbauan tidak pulang kampung dan pengecekan selintas di stasiun. Mengatur rakyat tidak bisa dengan himbauan, tetapi dengan aturan dan sangsi yang tegas, barulah rakyat dapat terselamatkan.

Jika sikap pemerintah tetap seperti ini, maka jumlah korban terinfeksi dan peta penyebarannya akan semakin luas. Indonesia akan mengalami masalah Covid19 ini dalam waktu yang lama. Walhasil, perekonomian Indonesia akan terpuruk dan sangat lama untuk pulih.

Lihat pergerakan kurs rupiah yang semakin melemah mencapai rp.16 ribuan. Lihat IHSG yang anjlok tak tertahankan. Lihat bagaimana sulitnya mencari Gula pasir karena permintaan yang melonjak karena kapasitas stok tidak mencukupi, lihat bagaimana harga minyak per barrel ambruk karena minimnya permintaan dan meluapnya stok minyak mentah di penyulingan.

Pemerintah seolah lebih memikirkan masalah kesehatan perekonomiannya daripada keselamatan bangsanya. Padahal jika bangsanya yang diutamakan, ekonomi mungkin akan jatuh, tetapi cepat pulih karena manusia dan daerahnya sudah sehat. Mirip seperti membelah Durian masak. Sakit dan sulit di awal. Tetapi ketika terbuka, jangankan dagingnya, bijinya saja direbus dan dimakan.

Skenario terburuk yang akan terjadi adalah, jika perekonomian terpuruk karena karantina total, maka rakyat akan Chaos. Jika rakyat Chaos, maka kepercayaannya akan runtuh kepada penguasa. 

Dan penguasa akan diturunkan dari tahtanya, seperti peristiwa presiden Soeharto pada tahun 1998 lalu. Belum lagi musuh-musuh politik penguasa yang kerap berusaha memanaskan suhu politik dengan menggunakan issue wabah ini sebagai serangan tajam kepada kemandirian penguasa.

Namun apakah kekuasaan lebih penting dibanding keselamatan bangsa? Bukankah alasan keselamatan dan kemakmuran bangsa yang menyebabkan rakyat memilihnya menjadi penguasa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun