Bisa jadi, para pejabat kerah putih yang menikmati makanan, minuman, dan bernafas di negara kita ini tidak sadar atau pandai berpura-pura tidak mengetahui potensi besar dalam memajukan bangsa. Atau, malah lihai memerankan sandiwara dalam kesibukan panggung politiknya.Â
Celakanya, kaum muda juga terlihat naif dan cenderung sekedar menjadi budak inovasi teknologi tanpa jeli membaca kesempatan kemajuan tersebut. Benang merahnya, bangsa kita sekarang melangkah ke arah jurang kemunduran peradaban sekaligus terbuka lebar di jajah bangsa lain dengan sistem ekonomi kapitalisme.
Kita butuh solusi jitu sekaligus revolusioner dalam memecahkan problem bangsa tersebut. Sebagai pengingat, kita bisa mengambil hikmah dan spirit dari ucapan salah satu pemimpin revolusi kemerdekaan Indonesia, Bung Karno ; "Jas Merah, Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah". Untuk itu saya akan memaparkan beberapa argumen aplikatif yang sesuai dengan zaman now.
Ketika akhirnya Jepang kalah berperang menghadapi Sekutu, pejuang kemerdekaan Indonesia, khususnya tokoh-tokoh seperti bung Karno dan Hatta merasa kemerdekaan tinggal menunggu proses & akan di serahkan oleh Jepang, apalagi panitia Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI) telah di bentuk.Â
Namun, kaum muda saat itu melihat sebuah momentum kekalahan Jepang seharusnya lebih mempercepat kemerdekaan bangsa. Tidak perlu adanya "kado" kemerdekaan dari Jepang.Â
Akhirnya bung Karno dan Hatta setuju sekalipun terlebih dahulu mengalami "penculikan" oleh kaum muda. Sekali lagi, ini membuktikan, momentum adalah sebuah lompatan penting penentu haluan besar dalam sebuah peristiwa. Akhirnya, sejarah kemerdekaan tertulis dengan "gagahnya" bahwa Indonesia merdeka dengan kekuatan bersama seluruh anak bangsa.
Namun, sejak Indonesia merdeka tahun 1945, bangsa kita berkali-kali kehilangan momentum. Khususnya momentum yang berkaitan dengan lompatan perekonomian terkait SDA. Besok kita lanjutkan artikelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H