Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Apa Itu Visual Storytelling?

16 April 2019   10:20 Diperbarui: 16 April 2019   10:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa kita pada masa di mana pesan tidak lagi monoton; tidak hanya dalam bentuk teks namun dalam bentuk grafis yang eye-catching yang kemudian dinamakan visual storytelling.

Visual storytelling hadir untuk memenuhi kebutuhan informasi manusia secara lebih efektif di mana pada kenyataannya, otak manusia akan lebih mudah memproses data berupa gambar daripada teks. Hal didukung dengan data dari Wishpond yang mengindikasikan bahwa semua komunikasi yang manusia lakukan didominasi visual sebesar 93% dengan memperhatikan sikap serta bagaimana pesan disampaikan, bukan berfokus pada isi pesan itu saja.

Lalu apa definisi visual storytelling secara jelas? Visual Storytelling adalah penggunaan gambar, video, simbol yang didukung oleh tulisan untuk mengilustrasikan dan mengekspresikan pesan dengan bantuan visual. Tujuannya sendiri adalah untuk menyederhanakan informasi yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami sekaligus untuk menarik perhatian pembacanya.

Menurut Olivares Ernesto berikut adalah 10 hal penting tentang visual storytelling yang perlu diingat ketika kita hendak menciptakan karya visual:

  • Show, Don't tell = Bahwa informasi tidak harus selalu ditulis secara panjang lebar namun lebih berpegangan pada gerak visual untuk menyampaikan pesan tersebut. Dominasi visual akan menyenangkan untuk dilihat daripada dominasi tulisan.
  • Context is everything = Konteks yang dimaksud adalah bagaimana kita menempatkan visual yang cocok dengan alur cerita yang hendak kita buat dalam sebuah karya hingga memperjelas informasi itu sendiri. Konteks bisa berupa warna, jenis font yang digunakan, dll.
  • Show People = Menarik perhatian pembaca dengan memberikan konten yang dekat dan berkorelasi dengan mereka sehingga simpat terbentuk.
  • Be Personal, Be You = Menunjukkan diri lewat karya yang memang disesuaikan dengan diri kita sebagai creator. Konsep visual yang diambil dari pengalaman diri akan memberikan kesan kuat pada pesan.
  • Show conflict = Penggunaan klimaks dalam visual storytelling untuk menarik perhatian pembaca  dan membuat alur cerita menjadi semakin terlihat beragam.
  • Reveal Hidden Things = Memberikan plot twist atau hal tak yang takdisangka penonton pada akhir cerita
  • Focus = Memastikan alur tidak terlalu bercabang dan tetap sesuai dengan pesan awal yang memang menjadi fokus utama.
  • Keep Moving = Tidak boleh ada bagian yang terpotong. Awalan harus memiliki proses dan akhir yang jelas
  • Don't be obvious = Jalan erita harus mampu membuat pembaca menebak bukannya langsung paham inti cerita. Hal ini penting untuk membaut pembaca fokus pada konten dan tidak merasa bosan
  • Teach Something = Memberikan moral value sebagai inti dari alur visual storytelling yang disampaikan.

Selain dalam hal teknis, Menurut Marry Matthiesen ada pula beberapa aturan dalam menciptakan karya visual storytelling, yaitu:

  • Authenticity = Tidak plagiasi dan hasil murni dari diri sendiri namun tetap menjadi konten yang dekat dengan pembaca
  • Relevance = Penyamaan nilai dan moral dengan pembaca tentang kepercayaan, mimpi, ketakutan atau harapan
  • Sensory experience  = Karya harus mampu membangun rangsangan indera, tidak hanya mata namun sensorri lainnya sehingga membangkitkan emosi pembaca.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun