Perkembangan teknologi yang makin cepat berimbas pula pada makin modern-nya media konvensional kita yang kini sudah mulai bertransformasi menjadi apa yang kita kenal sebagai  new media. Nah, mau tahu lebih lengkap tentang apa itu new media serta perubahannya ? Lalu  apa karateristiknya? Check it out below! Selamat membaca dan berwawasan!
New Media and New Technologies
Selama 60 tahun, kata media telah dipergunakan secara aktif; plural: medium (William 1976: 169) di mana media sendiri sering dilihat sebagai sarana komunikasi yang mana di dalamnya terdapat institusi dan organisasi sebagai wadah kerja dalam bidang media cetak dan pers, periklanan, fotografi, penyiaran, pemublikasian dan lain-lain. Penggunaan kata media juga dapat diartikan sebagai produk budaya dan material dari institusi-institusi tersebut (Thompson 1971: 23-24) entah dalam bentuk film, iklan, dsb.
Beralih pada definisi new media. Sebenarnya masih belum dapat ditentukan apakah kata new media sudah bisa berhenti pada satu titik saja melihat perkembangan teknologi yang terus memungkinkan adanya interaksi antara teknologi itu sendiri dengan makin berkembangnya platform media. Meskipun demikian, penggunaan kata 'new media' ini tetap dapat diaplikasikan dengan beberapa alasan bahwa:
- Media merupakan bagian dari perubahan sejarah secara global
- Adanya ideologi positif yang melingkupi definisi 'new' di mana apa yang baru akan dapat menjadi lama dan tergantikan oleh hal yang lebih baru.
Media dalam perjalanannya sudah melewati banyak perubahan seperti perubahan teknologi, institusi maupun budaya, bahkan bukan hanya berubah, media pun dapat berkembang di mana perubahan dan perkembangan ini sudah mulai terjadi sejak tahun 1960-an sampai hari ini. Perubahan dan perkembangan yang dapat diidentifikasi telah menerpa media antara lain:
- Perubahan sosial, budaya dan ekonomi modern ke arah post-modern
- Proses globalisasi yang menghasilkan terbukanya batas dunia di mana media juga berperan sebagai penyebar budaya itu sendiri
- Perubahan era industrial ke arah post-industrial
- Sentralisasi geopolitik yang juga mempengaruhi arus komunikasi media
Kata 'new' dalam new media membawa ideologi 'baru (new) lebih baik' selain itu, kata ini juga memberikan arti yang menarik di mana menurut pandangan modernis, proses sosial dapat terjadi melalui teknologi di mana new media mengklaim dan memberikan harapan akan semakin baiknya produktivitas dan kesempatan belajar yang tersampaikan sehingga membuka jalan bagi horizon kreatifitas dan komunikasi.
'New media' sendiri merupakan istilah yang sudah lepas dari definisi yang bersifat teknikal dan formal tetapi lebih pada definisi yang inklusif dan beragam di mana ada kata digital dan interaktif dalam unsurnya sehingga ketika mempersepsi definisi new media, seseorang dapat mengartikannya sebagai penggunaan internet atau pun televisi, radio, komputer dsb. Pada saat itu pula, mereka menggunakan konotasi kebaruan pada media secara luwes. Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan seperti apakah berbedanya new media dengan media lama (konvensional) di mana ada unsur kebaruan dalam new media. Kebaruan tersebut antara lain:
- Bentuk, genre dan pola konsumsi media yang baru (contoh: komputer, simulasi, efek spesial dalam film)
- Cara baru untuk merepresentasikan dunia lewat berbagai teknologi yang semakin diperbarui (contoh: screen-based interactive multimedia, lingkungan virtual yang makin marak)
- Relasi baru antara pengguna, pengonsumsi dan teknologi
- Pengalaman baru dalam relasi komunitas yang tidak terbatas ruang dan waktu (contoh: voice-mail, chat room, forum, dsb)
- Konsepsi baru dalam hubungan manusia dengan media di mana manusia harus mampu membedakan mana yang asli dan virtual. (contoh: VR games)
- Pola baru dalam organisasi dan produksi yang semakin mengandalkan teknologi media baru.
The Characteristic of New Media: Some Defining Concepts
Perubahan media konvensional menjadi new media merupakan hal yang bersifat teknologikal, kontekstual dan kultural di mana perubahan ini mempengaruhi produksi, konsumsi dan penggunaan media itu sendiri kemudian ada pula beberapa karateristik utama dari new media yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Karateristik yang dimaksud sendiri dapat diartikan sebagai 'kualitas esensial' yang  antara lain:
- Digital
Data dalam media digital biasanya berbentuk cahaya atau suara yang telah diubah dalam bentuk tulisan, grafik dan diagram, fotografi, gambar bergerak, dsb kemudian input ini dapat dijadikan output dalam disc digital; berbeda dengan model analog yang mengubah input data menjadi 'benda fisik' yang lain.Â
Analog sendiri awalnya dipakai dalam produksi media massa pada abad 19 sampai abad 20 di mana bentuk/ hasil akhir dari produksi media massa ada dalam bentuk yang terlihat (fisik) sedangkan pada era digital, input berubah menjadi kode angka yang kemudian melalui proses alogaritma yang terdapat dalam software.
Data digital sendiri digunakan awalnya pada abad 19 dalam militer, korporasi dan laboratorium sains sebelum akhirnya dipergunakan pula dalam lingkungan komunikasi dan hiburan di mana tulisan, gambar, suara dan video mulai dapat ditampilkan. Keuntungan adanya media digital ini adalah data dapat dikompres dalam ukuran kecil, data dapat diakses secara cepat dan tidak hanya linear, dan data dapat dimanipulasi lebih mudah.
- Interaktif
Interaktivitas merupakan nilai yang membedakan media lama dengan new media di mana ada keterlibatan lebih bagi para pengguna media dalam melakukan pencarian pengetahuan dan informasi secara independen, pilihan pengguna media yang lebih serta kemudahan akses. Hal ini dapat merujuk pada konsep neo-liberalisme di mana paham ini melihat baaimana konsumen harus mendapatkan pilihan yang lebih; dalam konteks ini, media yang diperbincangkan.
Interaktivitas ini pun membawa audiens media menjadi lebih aktif dalam menentukan apa yang ingin mereka akses sehingga bukan hanya sebagai 'penonton' dan 'pembaca' saja, kini audiens adalah pengguna yang memegang kontrol atas media yang mereka pergunakan di mana bahkan adanya navigasi hypertextual semakin memudahkan interaktivitas yang sudah sedikit dibahas di atas. Berikutnya, interaktifnya new media juga sebabkan oleh adanya registrasional interactive, yaitu peluang para pengguna media untuk menambahkan pesan pada teks yang sudah ada sebelumnya (contoh bulletin boards, newsgroup, dll).
- Hypertextual
Dalam dunia new media yang sangat memanfaatkan teknologi, maka dikenal pula istilah hypertextual di mana kata hyper yang diambil dari bahasa yunani yang berarti 'beyond, above'. Berdasarkan pengertian ini, hypertextual sendiri dapat didefinisikan sebagai teks yang menyediakan jaringan yang terhubung pada teks lain di luar teks itu sendiri. Tulisan Vannevar Bush yang berjudul ' As  May Think' banyak dikatakan sebagai kontribui seminal dari ide hypertext. Bush sendiri dalam tulisannya termotivasi oleh masalah informasi overload;Â
- Networked
New media menjadikan keterhubungan (network) tanpa memandang ruang dan waktu menjadi hal yang menjadi lazim dilakukan di mana bahkan new media mulai dan sudah menjadi platform agar para penggunanya dapat mengatur isi/ konten medianya secara mandiri. Contoh keberadaan network sendiri sangat terbuka dan luas seperi adanya world wide web, Virtual Learning, korporasi intranet dan lain-lain tanpa jaringan nirkabel.
Melihat kembali pada era 1980-an, media sangatlah terbatas pada teks tanpa visualisasi dan akses yang tidak seluas sekarang. Contohnya adalah bahwa dulu, acara TV pun sangat terbatas jumlahnya, berbeda dengan hari ini di mana saluran TV dari negara lain pun dapat disiarkan dibanyak tempat di dunia.
Mengaca pada era lama, media menjadi ajang kapitalisasi yang disentralisasi sehingga audiens menonton film yang sama, membaca konten yang sama dan mendengar berita yang sama sedangkan pada era ini, sudah terjadi perubahan di mana media membuka peluang bagi user-generated content.
Berikutnya, melihat dari sisi konsumsi dan konsumen media yang juga ikut berubah akibat jaringan media luas ini, sektor produksi pun ikut terpengaruh dimana fleksibelitas interaksi kita dengan media tulisan menjadi lebih kentara. Selain itu, pekembangan produksi teknologi juga semakin menantang sistem/metode sentralisasi dari organisasi dan sektor produksi media massa di mana aspek audio-visual makin ditonjolkan; keberadaan komunikasi berbasis komputer menjadikan gerak media semakin luwes dan tidak terbatas dalam produksinya.
Istilah literasi komputer, skill teknologi informasi dan kemampuan mengolah software menjadi penting dalam perkembangan new media dan berdampak pada semakin mudahnya (bagi yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut) untuk menciptakan konten medianya sendiri. Keberadaan software ini berdampak pada semakin dekatnya kita dengan dunia media yang pada awalnya terasa jauh dan hanya dapat diproduksi oleh orang tertentu saja.
- Virtual
Dunia virtual, ruang, lingkungan, realita, diri dan identitas adalah beberapa hal yang melingkupi new media di mana dalam aplikasinya teknologi yang dipergunakana new media memang menciptakan virtualitas itu sendiri. Pada tahun 1990-an, konsep virtual bukanlah hal yang diperhitungkan dalam media sedangkan pada masa ini, kecanggihan media menjadikan kita mampu melakukan interaksi lebih dengan teknologi media.
Bukan hanya aspek interaksi, virtualitas yang berikutnya adalah mulai munculnya komunitas online yang memungkin kita untuk 'menemukan diri' di antara orang-orang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, virtualisasi sering dihubungkan dengan lingkungan postmodern yang disimulasikan dengan teknologi di mana kehidupan sudah tergantikan dengan manusia dan teknologi bukan interaksi manusia dengan manusia; belanja di virtual shop, melakukan pertemuan virtual, melakukan sex virtual dsb.
Lalu dari mana pemikiran akan dunia media yang se-kompleks ini? Dapat dikatakan bahwa 'imaginasi teknologi' bisa menjadi salah satu pemicu permikiran atas dunia virtual, tentang cyberspace dan lain-lain. Menurut Stone (Stone, 1994:84), pemikiran  virtual reality ini awalnya muncul karena pendefinisian oleh William Gibson dalam novelnya yang berjudul Neuromancer dan membahas mengenai cyberspace.
- Simulasi
Tak lepas dari virtualisasi, ketika ada penggunaan teknologi media yang sangat signifikan maka ada pula simulasi di dalamnya. Simulasi sendiri erat definisnya dengan artifisial, sintesis tapi perlu diketahui bahwa simulasi bukanlah hal yang 'salah' ataupun hanya sekedar ilusi di mana semua proses yang dilakukan dalam simulasi menciptakan/ memproduksi objek baru yang nyata. Contohnya adalah video games yang tidak menirukan hal-hal yang nyata namun keberadaannya benar-benar ada dan dari hal ini dapat dilihat bahwa simulasi tidak mengimitasi sehingga pada definisinya simulasi bukanlah representasi dari hal nyata melainkan 'sesuatu' yang baru.
Pendefinisian lain dari simulasi adalah bentuk lain dari media komputer di mana dijabarkan oleh Marc Prensky ( Prensky, 2011 :11) sebagai
- Kreasi sintetik
- Dunia artifisial yang dekat dengan dunia nyata
- Model alogaritma matematika, yang mengikuti prediksi dan visualisasi
Selain definsi, simulasi dekat hubunganya dengan permainan online di mana dalam pendekatannya, dilakukan analisa deskriptif yang kompleks. Dalam game sendiri, simulasi diartikan sebagai karakter dan operasi dari game tersebut, secara spesifik video games dan di dalamnya, dunia artifisial yang berbentuk virtual dihidupkan.
Referensi: Lister, Martin et al. 2003. New Media: A Critical Introduction.
https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/lister_a_spol_new_media_a_critical_introducion.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H