Data digital sendiri digunakan awalnya pada abad 19 dalam militer, korporasi dan laboratorium sains sebelum akhirnya dipergunakan pula dalam lingkungan komunikasi dan hiburan di mana tulisan, gambar, suara dan video mulai dapat ditampilkan. Keuntungan adanya media digital ini adalah data dapat dikompres dalam ukuran kecil, data dapat diakses secara cepat dan tidak hanya linear, dan data dapat dimanipulasi lebih mudah.
- Interaktif
Interaktivitas merupakan nilai yang membedakan media lama dengan new media di mana ada keterlibatan lebih bagi para pengguna media dalam melakukan pencarian pengetahuan dan informasi secara independen, pilihan pengguna media yang lebih serta kemudahan akses. Hal ini dapat merujuk pada konsep neo-liberalisme di mana paham ini melihat baaimana konsumen harus mendapatkan pilihan yang lebih; dalam konteks ini, media yang diperbincangkan.
Interaktivitas ini pun membawa audiens media menjadi lebih aktif dalam menentukan apa yang ingin mereka akses sehingga bukan hanya sebagai 'penonton' dan 'pembaca' saja, kini audiens adalah pengguna yang memegang kontrol atas media yang mereka pergunakan di mana bahkan adanya navigasi hypertextual semakin memudahkan interaktivitas yang sudah sedikit dibahas di atas. Berikutnya, interaktifnya new media juga sebabkan oleh adanya registrasional interactive, yaitu peluang para pengguna media untuk menambahkan pesan pada teks yang sudah ada sebelumnya (contoh bulletin boards, newsgroup, dll).
- Hypertextual
Dalam dunia new media yang sangat memanfaatkan teknologi, maka dikenal pula istilah hypertextual di mana kata hyper yang diambil dari bahasa yunani yang berarti 'beyond, above'. Berdasarkan pengertian ini, hypertextual sendiri dapat didefinisikan sebagai teks yang menyediakan jaringan yang terhubung pada teks lain di luar teks itu sendiri. Tulisan Vannevar Bush yang berjudul ' As  May Think' banyak dikatakan sebagai kontribui seminal dari ide hypertext. Bush sendiri dalam tulisannya termotivasi oleh masalah informasi overload;Â
- Networked
New media menjadikan keterhubungan (network) tanpa memandang ruang dan waktu menjadi hal yang menjadi lazim dilakukan di mana bahkan new media mulai dan sudah menjadi platform agar para penggunanya dapat mengatur isi/ konten medianya secara mandiri. Contoh keberadaan network sendiri sangat terbuka dan luas seperi adanya world wide web, Virtual Learning, korporasi intranet dan lain-lain tanpa jaringan nirkabel.
Melihat kembali pada era 1980-an, media sangatlah terbatas pada teks tanpa visualisasi dan akses yang tidak seluas sekarang. Contohnya adalah bahwa dulu, acara TV pun sangat terbatas jumlahnya, berbeda dengan hari ini di mana saluran TV dari negara lain pun dapat disiarkan dibanyak tempat di dunia.
Mengaca pada era lama, media menjadi ajang kapitalisasi yang disentralisasi sehingga audiens menonton film yang sama, membaca konten yang sama dan mendengar berita yang sama sedangkan pada era ini, sudah terjadi perubahan di mana media membuka peluang bagi user-generated content.
Berikutnya, melihat dari sisi konsumsi dan konsumen media yang juga ikut berubah akibat jaringan media luas ini, sektor produksi pun ikut terpengaruh dimana fleksibelitas interaksi kita dengan media tulisan menjadi lebih kentara. Selain itu, pekembangan produksi teknologi juga semakin menantang sistem/metode sentralisasi dari organisasi dan sektor produksi media massa di mana aspek audio-visual makin ditonjolkan; keberadaan komunikasi berbasis komputer menjadikan gerak media semakin luwes dan tidak terbatas dalam produksinya.
Istilah literasi komputer, skill teknologi informasi dan kemampuan mengolah software menjadi penting dalam perkembangan new media dan berdampak pada semakin mudahnya (bagi yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut) untuk menciptakan konten medianya sendiri. Keberadaan software ini berdampak pada semakin dekatnya kita dengan dunia media yang pada awalnya terasa jauh dan hanya dapat diproduksi oleh orang tertentu saja.
- Virtual
Dunia virtual, ruang, lingkungan, realita, diri dan identitas adalah beberapa hal yang melingkupi new media di mana dalam aplikasinya teknologi yang dipergunakana new media memang menciptakan virtualitas itu sendiri. Pada tahun 1990-an, konsep virtual bukanlah hal yang diperhitungkan dalam media sedangkan pada masa ini, kecanggihan media menjadikan kita mampu melakukan interaksi lebih dengan teknologi media.
Bukan hanya aspek interaksi, virtualitas yang berikutnya adalah mulai munculnya komunitas online yang memungkin kita untuk 'menemukan diri' di antara orang-orang dari berbagai belahan dunia. Selain itu, virtualisasi sering dihubungkan dengan lingkungan postmodern yang disimulasikan dengan teknologi di mana kehidupan sudah tergantikan dengan manusia dan teknologi bukan interaksi manusia dengan manusia; belanja di virtual shop, melakukan pertemuan virtual, melakukan sex virtual dsb.