Media telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Tanpa kita sadari, kebiasaan kita dalam mengosumsi konten media pun telah berubah.
Layaknya kita dalam kehidupan sehari-hari, baju seakan-akan merupakan salah satu organ penting yang melekat dalam tubuh kita.Â
Agar penampilan tampak cantik dan menarik, baju diatur sedemikian rupa sehingga mampu memanjakan jutaan mata yang memandangnya.
Sama halnya dengan media, yang telah eksis keberadaannya sejak bertahun-tahun lalu di sekitar kehidupan kita, pun mempunyai baju. Tak ingin kalah menarik, media selalu berdandan untuk memperbarui penampilannya dari hari ke hari.Â
Hingga kini, tampak sekali perbedaan yang signifikan yang dapat kita lihat mengenai fesyen ala media pada zaman dahulu dengan zaman yang kebak teknologi ini, yang kemudian disebut sebagai media baru.
Dalam tampilannya, media baru tampak jauh lebih inovatif dan elegan apabila dibandingkan media massa lama dengan gaya old school-nya.Â
Agaknya, media kini ingin tampil dengan hawa yang lebih segar seperti halnya anak muda millenialis pada saat ini. Memang terdengar sedikit konyol membandingkan gaya generasi millenial dengan gaya bapak, pakde atau bahkan si Mbah-si Mbah kita yang sudah jelas-jelas berbeda.Â
Namun, seperti itulah kenyataan yang dialami oleh media-media saat ini. Pada nyatanya, ganti baju ala media itupun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan umum mereka.
Dahulu, masih banyak orang yang memilih untuk menghabiskan setiap pagi di teras rumahnya dengan secangkir kopi dan segenggam gulungan koran.Â