Pentingnya Kehadiran Guru  Dalam Dunia Pendidikan
Oleh: Bernardus Jebatu, S.Ag
Pengantar
Masih segar dalam ingatan kita kasus  pandemi Covid-19 yang  menggemparkan dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena wabah pandemi -19 memberikan dampak yang sangat signifikan bagi sektor ekonomi, pariwisata, hiburan, pendidikan dan lain-lain. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) begitu besar karena banyak perusahaan yang tutup karena tidak sanggup lagi berproduksi dan menggaji karyawan. Selain itu, dampak lain yang terkena adalah proses belajar mengajar tatap muka di sekolah-sekolah terganggu karena para siswa, tenaga pendidik dan kependidikan tidak bisa hadir di sekolah. Maka jalan yang ditempuh oleh pemerintah adalah meminta penyelenggara sekolah untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ); Suatu situasi pembelajaran yang tidak biasa dilakukan oleh banyak sekolah di Indonesia. Hal ini tentu mendatangkan masalah baru baik bagi guru, para siswa maupun para orangtua. Selama ini para orangtua menyerahkan seluruh proses pembelajaran pada para guru yang ada di sekolah. Banyak waktu anak-anak berada di tangan para guru di sekolah untuk dididik demi perkembangan jasmani dan rohaninya. Namun sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, para orangtua harus terlibat secara penuh dalam mendidik anak-anaknya. Para orangtua cukup sibuk untuk mendampingi putra/putrinya dalam Belajar.
Dampak Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru, para siswa dan OrangtuaÂ
Bagi Para Guru
Bagi Para guru masa pembelajaran jarak jauh ini menjadi momentum untuk melek terhadap teknologi dan mengubah mindset kita dalam mengajar. Para guru sedikit dipaksa untuk bisa menggunakan teknologi yang ada meskipun harus tertatih-tatih. Guru harus berubah! Guru harus berinovasi dalam pembelajaran. Kalau guru tidak berubah dalam menyajikan bahan pembelajarannya maka dia akan ditinggalkan oleh para muridnya. Banyak guru di indonesia tidak siap ketika pembelajaran jarak jauh ini pertama kali diterapkan. Hal ini begitu nampak dalam proses pembelajaran yang dominan dengan pemberian tugas dan materi yang seadanya, tanpa ada penjelasan, karena tidak ada tatap muka secara langsung dengan siswa. Akibatnya Para siswa banyak yang mengeluh karena tidak mengerti dengan materi dan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mengingat bentuk dan model pembelajaran jarak jauh belum dirancang dengan baik. Selain itu, banyak guru yang belum mampu mengoperasikan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang telah disiapkan. Kuota internet yang terbatas juga menyebabkan proses pembelajaran jarak jauh dengan tatap maya sangat terbatas. Fasilitas yang kurang mendukung menyebabkan kesulitan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah: pertama, memberikan model dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Dengan cara apa dan media apa yang digunakan guru akan sangat berdampak pada keberhasilan kegiatan pembelajaran. Jika hanya menggunakan metode ceramah saja tentu akan membuat para peserta didik jenuh. Terlebih lagi di masa pandemi ini, tingkat kreatifitas seorang guru benar-benar di tuntut dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. Tidak hanya kreatif, akan tetapi juga harus inovatif. Adanya evaluasi diri akan menjadikan seseorang lebih kreatif dan inovatif. Ada banyak aplikasi pembelajaran yang bisa digunakan, misalnya: google classroom, agenda sekolah.com, kahoot, Padlet, quizzi dan lain-lain.
Bagi Para Siswa.Â
Dari cerita pengalaman para siswa dan kuisioner yang saya berikan kepada para siswa saya di SMA Santo Antonius Jakarta selama mengikuti pembelajaran jarak jauh, para siswa lebih memilih belajar tatap muka langsung dengan gurunya di sekolah daripada pembelajaran jarak jauh/online. Alasannya: pertama, materi pelajaran yang tidak dimengerti bisa ditanyakan langsung dengan guru yang bersangkutan. Kedua, para siswa lebih leluasa untuk bertanya kepada guru karena guru hadir di hadapan siswa. Ketiga, para siswa bisa bertemu dengan siswa lain secara langsung sehingga bisa berdiskusi atau bertanya apabila yang diajarkan bapak dan ibu guru tidak dimengerti. Keempat, rindu untuk menyapa guru dan teman-teman sekelas. Kerinduan itu tidak bisa tergantikan dengan teknologi. Dalam pembelajaran Jarak jauh para siswa tidak bisa leluasa bertanya kepada guru karena keterbatasan kuota, sinyal terputus-putus, mic untuk audio yang sering bermasalah. Meskipun demikian ada keunggulan dari pembelajaran jarak jauh menurut para siswa yakni score/nilai tugas mereka langsung mereka dapatkan, waktunya lebih fleksibel dan pengetahuan tentang media pembelajaran bertambah. Para siswa juga mengaku dengan jujur bahwa mereka juga kurang disiplin dengan waktu belajar karena kurangnya kontrol dari orangtua.