Mohon tunggu...
Bernardinus Fernando Lili
Bernardinus Fernando Lili Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang ambisius dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pendidikan sebagai Jembatan Persatuan

22 November 2024   22:45 Diperbarui: 22 November 2024   22:56 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Suasana Pendidikan di Kelas (Dari KitongBisa)

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia." -- Nelson Mandela

Di tengah kompleksitas keberagaman di Indonesia, pendidikan memegang peran vital sebagai jembatan persatuan. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan suku bangsa, Indonesia adalah cerminan nyata Bhinneka Tunggal Ika. Namun, keberagaman ini sering kali dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan sosial, stereotip, dan konflik. Dalam situasi seperti ini, pendidikan menjadi alat strategis untuk menciptakan harmoni.

Pendidikan sebagai Pijakan Persatuan

Di sekolah-sekolah Indonesia, nilai-nilai persatuan ditanamkan sejak dini melalui kurikulum berbasis Pancasila. Misalnya, siswa diajarkan menghormati perbedaan agama dengan merayakan hari-hari besar bersama atau mengenal budaya lain melalui program lintas budaya. Upaya seperti ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa saling menghargai di tengah perbedaan.

Contoh nyata dari pendidikan yang mempromosikan persatuan adalah program pertukaran pelajar antardaerah. Seorang siswa dari Papua, misalnya, dapat belajar di Jawa dan merasakan langsung kehidupan serta budaya masyarakat setempat. Interaksi semacam ini mengikis prasangka dan stereotip yang sering kali menjadi akar dari konflik.

Narasi Keberagaman dalam Pendidikan

Di sebuah SMA negeri di Yogyakarta, guru mengadakan diskusi lintas agama sebagai bagian dari pembelajaran Pendidikan Pancasila. Dalam forum ini, siswa dari berbagai latar belakang agama saling berbagi pandangan tentang perayaan dan tradisi keagamaan mereka. Salah satu siswa, seorang non-Muslim, bercerita bahwa ia diajak oleh teman-temannya untuk berbuka puasa bersama di masjid. Pengalaman ini membuatnya merasa diterima dan dipahami, meskipun memiliki keyakinan berbeda.

"Awalnya, saya ragu untuk datang karena takut tidak dianggap. Tapi ketika saya di sana, saya merasa semua orang menghormati saya apa adanya," ungkapnya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari.

Pendidikan Multikultural Adalah Kebutuhan

Dalam konteks politik global yang sering kali diwarnai oleh polarisasi dan konflik, pendidikan multikultural menjadi kebutuhan mendesak. Sebuah studi oleh UNESCO menunjukkan bahwa pendidikan yang mempromosikan keberagaman dapat meningkatkan empati dan solidaritas di antara generasi muda. Sekolah harus menjadi tempat di mana siswa belajar tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga memahami dan menghargai perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun